23 November menjadi hari yang mengingatkan dunia pada peristiwa gempa bumi di Italia tahun 1980, dengan korban meninggal hampir 3000 jiwa, dan korban luka mencapai 10.000 orang.
Menariknya, dilansir dari Wikipedia, tahun 1990 muncul skandal korupsi terkait penanggulangan bencana dan rekonstruksi pembangunan pada peristiwa gempa tersebut. Disebutkan hanya 24% total bantuan pemerintah Italia dan Internasional yang benar-benar bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam bencana pun ada saja orang yang memanfaatkan keadaan. Perilaku korup tetap menjadi momok saat keuangan melimpah dan pengawasan yang tidak ketat. Miris memang, tapi pengelolaan dana dalam kegawatdaruratan tidak mudah. Laporan bukti-bukti penggunaan belanja tidak selalu tervalidasi.
Hal yang menjadi kendala dalam penanggulangan bencana paling sering ditemui adalah kegagapan. Ini terjadi karena informasi yang cendrung membingungkan akibat terputusnya komunikasi dan transportasi. Dari hal tersebut menyebabkan target prioritas tidak jelas.
Selain itu adalah keamanan, yang meliputi keamanan logistik dan pengamanan area bencana. Wilayah terdampak bencana yang luas dan tidak memadainya jumlah personil yang bantu tidak bisa menjangkau seluruhnya dalam waktu singkat atau bersamaan.
Jumlah bantuan awal yang tidak mencukupi kebutuhan maupun permintaan bantuan menimbulkan kekecewaan bagi korban bisa menimbulkan masalah tersendiri. Ketidaksabaran dan ketidakpuasan dapat membuat korban bencana berbuat sesuatu yang merugikan semua pihak.
Meskipun manajemen penanggulangan bencana dan pelatihan kerap terus digaungkan tapi sampai saat ini penanggulangan bencana alam masih terkesan kurang terkoordinasi dan tidak ada pertangungjawaban yang komprehensif.