Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Setiadi

Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Tantangan Manusia di Masa Depan

Diperbarui: 20 November 2022   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Dari membaca kita tahu bahwa hasil akal dalam sejarah manusia terus mengalami perkembangan. Setelah ditemukannya roda yang memperpanjang kaki manusia, lalu memperpanjang tangannya dengan tombak, dongkrak, sampai peluru/rudal.

Kemudian manusia memperpanjang jangkauan matanya/penglihatannya dengan teropong, teleskop, dan mikroskop, lalu memperpanjang mulut dan pendengaran dengan telegram,telepon dan memperluas jangkauan otak dengan adanya  komputer, satelit, dan internet.

 

Dan kini manusia memperpanjang tubuhnya dengan drones. Bahkan sudah ada drone terkecil, Nano air vihicle yang disebut 'hummingbird. Dan yang miris adalah, manusia mulai disingkirkan oleh istilah 'robotic'.

Meski semua perkembangan/teknologi tersebut bisa digunakan untuk aneka macam tujuan, timbul tantangan terbesar kedepan berupa pertanyaan: Apakah manusia itu? Ketika hal-hal yang menghubungkan manusia satu dengan lainnya sudah tak terhalang ruang dan waktu.

Saat ini manusia bumi kurang lebih berjumlah 8 milyar, dan hanya terdapat tidak lebih 500 orang milyuner saja, selebihnya adalah pengekor apa yg diinginkan mereka. Yah! 500 orang inilah yang mengawasi kita dari mulai rahim sampai ke kubur.

Ilmu pengetahuan sejauh ini lebih menfokuskan pada kehidupan manusia di dunia. Perkembangannya kerap menawarkan kemudahan dengan menutupi kejahatan dari kemajuan teknologi berupa kemudahan-kemudahan, lifestyle, kegemerlapan, kemapanan ekonomi.

 

Beberapa penyakit akibat biaya ekonomi ketika masyarakat mengalami proses modernisasi diantaranya ialah semangat ekonomi yang membawa manusia kepada materialisme. Pertumbuhan ekonomi seiring menumbuhkan individualisme yang meruntuhkan struktur sosial yang sudah mapan yang mana individu disibukkan dengan tanggungjawab terhadap dirinya lebih besar daripada keluarga, kaum/kampung halaman.

Ketrampilan pada teknologi menyebabkan ketrampilan lama menghilang dan nilai-nilai dunia lama ditinggalkan sementara dunia baru masih belum jelas, hingga masyarakat limbung, bingung kehilangan pegangan.dan menjadi manusia yang diperbudak waktu ( a slave of clock ).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline