Lihat ke Halaman Asli

rahmat ridho

freelancer

Bioplastik: Solusi Menjanjikan Namun Tidak Sempurna untuk Krisis Plastik Global

Diperbarui: 17 Juli 2024   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

COCACOLA  berkolaborasi dengan mitra untuk menciptakan prototype botol yang terbuat dari 100% sumber tumbuhan (coca-cola.com)

Perkenalan

Dalam beberapa dekade terakhir, polusi plastik telah muncul sebagai salah satu tantangan lingkungan yang paling mendesak di zaman kita. Dengan lebih dari sembilan miliar ton plastik yang diproduksi sejak tahun 1950-an dan hanya sekitar 9 persen yang didaur ulang, sebagian besar sampah plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau mencemari lautan dan ekosistem kita. Saat dunia bergulat dengan krisis ini, bioplastik telah disebut-sebut sebagai solusi potensial. Namun, apakah alternatif berbasis tanaman ini sesuai dengan harapan? Artikel ini membahas dunia bioplastik, mengeksplorasi manfaat, keterbatasan, dan potensi keseluruhannya untuk mengatasi masalah plastik global.

Apa itu Bioplastik?

Bioplastik adalah plastik yang terbuat dari 20 persen atau lebih bahan yang dapat diperbarui, biasanya berasal dari sumber nabati seperti pati jagung, singkong, atau tebu. Dua jenis utama bioplastik adalah:

  • PLA (Asam Polilaktat): Terbuat dari gula dalam pati jagung, singkong, atau tebu, PLA bersifat biodegradable, netral karbon, dan bahkan dapat dimakan. PLA dapat meniru sifat polietilena, polistirena, atau polipropilena, sehingga serbaguna untuk berbagai aplikasi.
  • PHA (Polihidroksialkanoat): Diproduksi oleh mikroorganisme, terkadang direkayasa secara genetik, yang membuat plastik dari bahan organik. PHA bersifat biodegradable dan biokompatibel, sehingga cocok untuk aplikasi medis dan kemasan makanan sekali pakai.

Janji Bioplastik

Para pendukung bioplastik menyoroti beberapa keunggulan potensial dibandingkan plastik berbasis minyak bumi tradisional:

  1. Mengurangi Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Bioplastik dibuat dari sumber daya terbarukan, yang berpotensi mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil untuk produksi plastik.
  2. Jejak Karbon yang Lebih Rendah: Sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa peralihan dari plastik tradisional ke PLA berbahan dasar jagung dapat mengurangi emisi gas rumah kaca AS hingga 25 persen.
  3. Penguraian Lebih Cepat: Dalam kondisi yang tepat, beberapa bioplastik dapat terurai lebih cepat daripada plastik tradisional, yang membutuhkan waktu hingga 500 tahun untuk terurai.
  4. Kurang Beracun: Bioplastik seringkali kurang beracun dan tidak mengandung bisphenol A (BPA), pengganggu hormon yang umum ditemukan dalam plastik tradisional.

Aplikasi Saat Ini:

Bioplastik saat ini digunakan dalam berbagai produk, termasuk:

  • Barang sekali pakai: Kemasan, wadah, sedotan, kantong, dan botol
  • Barang yang tidak sekali pakai: Karpet, pipa plastik, casing ponsel, bahan pencetakan 3D, insulasi mobil, dan implan medis

Pemeriksaan Realitas: Tantangan dan Keterbatasan

Meskipun menjanjikan, bioplastik menghadapi beberapa tantangan yang membatasi efektivitasnya sebagai solusi terhadap polusi plastik:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline