Lihat ke Halaman Asli

rahmat ridho

freelancer

Membangun Masa Depan Indonesia: Tinjauan Mendalam tentang Kemitraan Transisi Energi yang Adil dan Peran IEA

Diperbarui: 15 Juli 2024   13:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.iea.org/

Indonesia, negara kepulauan yang luas dengan ekonomi yang dinamis dan jumlah penduduk melebihi 270 juta jiwa, menghadapi titik kritis. Sementara kebutuhan energinya meningkat pesat, demikian pula kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim. Batubara, sumber daya yang tersedia tetapi mencemari lingkungan, mendominasi bauran energi, sehingga menimbulkan tantangan signifikan untuk mencapai masa depan energi yang berkelanjutan. Sebagai tanggapan, Indonesia telah memulai perjalanan ambisius menuju emisi nol bersih pada tahun 2050, sebuah tujuan yang diabadikan dalam komitmennya terhadap Perjanjian Paris.

Landasan ambisi ini adalah Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) , sebuah perjanjian inovatif yang ditandatangani pada KTT G20 2022 di Bali. JETP merupakan aliansi yang kuat antara Indonesia dan International Partners Group (IPG), yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, yang bertujuan untuk mempercepat transisi negara tersebut menuju energi bersih. Kemitraan ini bukan sekadar bantuan keuangan; kemitraan ini menandakan komitmen bersama untuk menavigasi kompleksitas transisi energi yang adil, memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam mengejar masa depan yang berkelanjutan.

Artikel ini, yang mengacu pada wawasan Laporan Tahunan 2023 Badan Energi Internasional (IEA), menyelidiki seluk-beluk JETP, dengan fokus pada dampaknya terhadap sektor kelistrikan Indonesia. Artikel ini mengkaji peran penting yang dimainkan oleh IEA sebagai penasihat strategis dan pakar teknis, serta menyoroti upaya kolaboratif yang sedang dilakukan untuk membentuk kembali lanskap energi Indonesia.

Asal Mula Kemitraan: Mengatasi Urgensi

JETP muncul dari pengakuan bahwa transisi ke energi bersih memerlukan upaya global, terutama bagi negara-negara berkembang yang bergulat dengan tantangan ganda pembangunan ekonomi dan aksi iklim. Indonesia, dengan ketergantungannya yang besar pada batu bara dan permintaan energi yang terus meningkat, menghadirkan serangkaian peluang dan tantangan yang unik. Kemitraan tersebut, yang terinspirasi oleh keberhasilan inisiatif serupa di Afrika Selatan, menawarkan kerangka kerja untuk kerja sama internasional dan investasi yang ditargetkan untuk mempercepat transisi Indonesia.

IEA, dengan keahliannya yang mendalam dalam sistem energi global dan hubungan kolaboratif yang telah lama terjalin dengan Indonesia, memainkan peran penting dalam membentuk visi JETP. Laporan lembaga tersebut tahun 2022, "Peta Jalan Sektor Energi Menuju Emisi Nol Bersih di Indonesia," memberikan landasan analitis yang kuat bagi kemitraan tersebut, yang menguraikan jalur dan tonggak penting untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Visi Bersama: Dekarbonisasi Sektor Ketenagalistrikan Indonesia

JETP menetapkan target ambisius untuk sektor kelistrikan Indonesia, yang bertujuan mencapai puncak emisi pada 290 Mt CO2 ekuivalen pada tahun 2030, jauh lebih awal dari yang diproyeksikan sebelumnya. Untuk mencapai tujuan ambisius ini, diperlukan perubahan mendasar dalam bauran energi negara ini, beralih dari batu bara ke sumber yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan seperti energi terbarukan.

Kemitraan ini menguraikan pendekatan multi-cabang untuk mencapai tujuan ini:

  1. Perluasan Energi Terbarukan yang Cepat:  Indonesia diberkahi dengan potensi energi terbarukan yang melimpah, khususnya tenaga surya, angin, dan panas bumi. JETP memprioritaskan pemanfaatan potensi ini melalui investasi yang tepat sasaran, penyederhanaan regulasi, dan inisiatif peningkatan kapasitas.
  2. Menghentikan Penggunaan Batubara Secara Bertahap:  Mengatasi dominasi batu bara dalam pembangkit listrik di Indonesia memerlukan pendekatan bertahap. JETP berfokus pada penghentian dini pembangkit listrik tenaga batu bara yang sudah tua, mengeksplorasi teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS), dan mempromosikan peluang ekonomi alternatif bagi masyarakat yang bergantung pada industri batu bara.
  3. Memperkuat Infrastruktur Jaringan:  Mengintegrasikan sumber energi terbarukan yang bervariasi dalam porsi yang lebih besar memerlukan sistem jaringan yang kuat dan fleksibel. JETP menekankan investasi dalam modernisasi jaringan, perluasan, dan teknologi jaringan cerdas untuk memastikan pasokan listrik yang andal dan efisien.
  4. Meningkatkan Efisiensi Energi:  Mengurangi permintaan energi melalui peningkatan efisiensi sangat penting untuk mencapai tujuan JETP. Kemitraan ini mendukung inisiatif untuk mempromosikan teknologi dan praktik hemat energi di berbagai sektor, termasuk bangunan, industri, dan transportasi.

Peran Instrumental IEA: Penasihat Strategis dan Pakar Teknis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline