Lihat ke Halaman Asli

Jangan Salahkan Mahasiswa Pencinta Game

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mahasiswa memang identik dengan belajar, organisasi, kerja part time, dan beberapa kegiatan-kegiatan lainnya yang biasa dilakukan oleh seorang mahasiswa. Juga tidak bisa dipungkiri bahwa disela-sela kegiatannya yang begitu sibuk, seorang mahasiswa akan mencari kegiatan menyenangkan dan menarik untuk dilakukan , seperti chattingan, facebookan, nongkrong di café, dan main game.
Akan tetapi banyak juga yang menyalahkan kenapa harus main game? Bukankah main game hanya akan membuang waktu saja? Lebih baik diisi kegiatan dengan yang positif seperti baca buku diperpustakaan, les bahasa inggris, diskusi pelajaran dan lain sebagainya.
Pertanyaan ini dilontarkan seakan-akan mengintimidasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan disela-sela kegiatan rutinitas itu hanya akan membuang waktu saja. Sebenarnya pikiran-pikiran semacam ini perlu di tinjau lebih dalam lagi.
Pikiran-pikiran yang terlalu radikal, melihat kegiatan seperti ini tidak bernilai dan tidak bermamfaat. Akan tetapi kita perlu mengarahkan corong pandang kita terhadap pemikiran konperhensif. Memang dari satu sisi kita menilai kegiatan seperti itu hanya membuang-buang waktu saja. Akan tetapi dari satu sisi kita melihat kegiatan itu bisa menghilangkan stess dan mengasah otak. Belum lagi jika permainan itu dimainkan lebih dari dua orang. Proses sosialisasi yang terbentuk akan lebih cepat dan efektif jika dilakukan dengan kegiatan-kegiatan informal dan terkesan menyenangkan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan disela-sela rutinitas seorang mahasiswa, juga perlu ditelaah sedemikian baik agar memberikan nilai positif dan eksistensi terhadap orang yang melakukannya. Kegiatan-kegiatan yang secara sepintas terkesan memberikan nilai positif, jika dilakukan terpaksa, akan menimbulkan dampak negative bagi dirinya dan orang lain. Ketika seorang mahasiswa yang terlau sibuk dengan kegiatan-kegiatan seperti diskusi, les, dan over organisasi sampai menyita kuliah bisa membuat mahasiswa tersebut stress dan sakit. Fenomena seperti ini sering terjadi di sekitar kita terutama bagi mahasiswa yang terlalu sibuk dan tidak sempat meluangkan waktunya untuk beristirahat.
Konsep yang terlalu idealis terhadap pola hidup mahasiswa yang mengatakan bahwa mahasiswa adalah generasi penerus bangsa sebagai tonggak yang akan dipersiapkan untuk membangun bangsa kedepannya. Konsep ini seakan-akan mendogma konsep mahasiswa untuk mempergunakan waktunya untuk kegiatan yang berbau akademis. Hal seperti boleh saja dilakukan selagi tidak menyalahkan teman disekelilingnya yang menyibukkan aktifitas berbeda dengannya. Karena kita tinggal di Indonesia yang menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak manusia, maka kita tidak diperkenankan melarang tindakan orang lain selagi tindakan itu tidak merusak atau melanggar hak-hak orang lain dan lingkungan sekitar.
Pemikiran yang terlalu idealis dan terkonsep terlalu radikal, menilai permainan geme yang menyita waktu mahasiswa tidak berguna. Sebenarnya permainan game sederhana yang bisa menyegarkan pikiran seseorang ketika menghadapi dan menjalankan rutinitasnya. Ikatan social yang terjalin antara teman ketika bermain geme pun lebih efektif.
Game Pro Evolution Soccer (PES) yang sering dimainkan diempat tahun terahir ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan mahasiswa. Sebagian berpendapat hal ini hanya membuang waktu saja dan kita juga mengetahui setiap waktu yang bergulir adalah batangan emas yang tergantung kita bisa atau tidak untuk memamfaatkannya atau tidak. Sebagian juga berpendapat hal ini banyak keuntungan dan mamfaatnya. Disela-sela kegiatan mahasiswa yang begitu padat, hal ini dapat memecah kebuntuan dan menghilangkan stress. Lagi pula permainan seperti PES dapat mengasah pikiran kita untuk meracik strategi sebaik mungkin. Permainannya pun bila ditinggkatkan level speednya akan membantu kinerja otak untuk bekerja secara cepat.
Permainan di era global saat ini juga sering menggunakan bahasa inggris terutama di game PES yang juga menggunakan bahasa inggris pada speak komentatornya. Hal ini secara otomatis akan selalu kita dengar sehingga melatih ketangkasan kita dalam hal listening. Akan tetapi kegiatan seperti bermain game yang terlau sering, juga tidak baik terhadap pola kehidupan sehingga berdampak kepada prestasi akademis. Semua kegiatan yang kita lakukan itu adalah hak-hak pribadi kita masing-masing dan terakhir tergantung bagaimana kita bisa memilah dan mengatur kegiatan itu sebaik mungkin. Sehingga apapun kegiatan yang kita lakukan, nantinya akan berdampak positif terhadap kehindupan kita dan orang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline