Lihat ke Halaman Asli

Bulan tak Berbentuk

Diperbarui: 18 Mei 2019   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terakhir kulihat bulan di hatimu saat kota ini melemparkan anak batinnya melanglang hasrat ke ujung bumi

Akankah kau kembali? Mataku hanya menatap jejak kita yg mengerut karena hujan. Kau pasti tahu jawabnya, di gerimis yg kaku pernah gandengan tangan kita terlepas. Bukankah itu pertanda penantian ini burung yg tersesat menemukan sarangnya.

Ah...Selamat malam katamu di hingar rindu yg terjatuh dari kelopak bulan. Aku tidur tanpa mimpi hanya menghitung langkahmu kembali. 

Jangan! Bangunlah mimpimu yg lain di labirin tanpa aku karena senyap telah menggelamkan cinta tak bernama aku atau kamu

Disini cinta bukan lelaki atau wanita apalagi banci tapi telah menjelma jadi si tua yg keropos dan cerewet yg tidak pernah memerdekan kita utk jadi muda kembali kecuali saat kupanggil namamu di sembilu malam yg berdarah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline