Lihat ke Halaman Asli

Sumpah

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

S U M P A H

Satu lagi untuk tahun kedua setelah dia menjabat sebagai Walikota Daksinaria Bapak Drs. Mulyadadi, MMmendapat masukan brilian dari para pembantunya yang rata-rata bergelarMaster bahkan ada yang jebolan luar negeri. Tidak seperti Walikota-walikota yang menjabat di kota Daksinaria sebelum Bapak Drs. Mulyadadi, MM yang mengangkat ajudan atau pembantu-pembantu dekatmereka dari orang-orang yang sudah lama duduk di kantor walikota. Bapak Walikota Drs. Mulyadadi, MM merekrut pembantu-pembantunya dari para profesional. Hal itu telah dia mulai dari masa-masa pencalonannya dulu, tim sukses yang mengantar dia menduduki jabatan Walikota Daksinaria adalah orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Ada ahli komunikasi masa, ahli masalah sosial, ahli managemen sumber daya dan tentunya yang tidak bisa tinggal ahli lobi dan strategi. Karena Drs. Mulyadadi,MM berkeyakinan untuk dapat membawa sebuah kota menjadi kota yang maju dan modern di milenium ketiga ini semua harus dikerjakan secara profesional dan terfokus.

Ide yang dikemukakan tim profesional Walikota Daksinaria Bapak Drs. Mulyadadi,MM pagi ini sebebarnya bukan hal baru tapi sudah sering dilaksanakan hanya modifikasi pelaksanaannya yang membuat Walikota Drs. Mulyadadi,MM tertarik. Yaitu masalah pengambilan sumpah bagi Pimpinan Proyek yang melaksanakan pembangunan di kota Daksinaria tahun ini.

“ Acara pelantikan para Pimpinan Proyek akan kita laksanakan di alun-alun kota dalam suatu upacara yang disaksikan masyarakat luas.” Drs. Humidi, Mhum staf Profesional khusus bagian sumber daya memaparkan idenya di depan Drs. Mulyadadi, MM. “ Kita buat seperti itu ada dua efek yang kita harapkan yaitu satu efek untuk masyarakat luas dan yang kedua efek untukpemimpin proyek. Bagi masyarakat mereka mengetahui siapa penanggung jawab dari pekerjaan yang mereka lihat sehingga bila ada ketidakberesan mereka bisa langsung meminta pertanggung jawaban kepada Pimpinan Proyek yang bersangkutan. Sedangkan bagi Pimpinan Proyek ini menjadi semacam peringatan tidak langsung agar dia tidak macam-macam dalam pengerjaan proyeknya.” Lanjut Drs. Humidi, Mhum yang jebolan sebuah universitas di Republik SegaraLumat.

“ Umumkan dan segera buat Undangannya!” Drs. Mulyadadi, MM memberi perintah dengan mantap dan meyakinkan mendengar paparan Drs. Humidi, Mhum.

Suasana alun-alun kota kota benar-benar meriah. Tidak percuma Drs. Mulyadadi, MM punya staf Public Relation yang berpengalaman. Acara yang sederhana bisa dibuat seperti peristiwa besar yang jarang-jarang terjadi. Sungguh suatu hasil kombinasi public relation dan marketing yang luar biasa. Alun-alun kota benar-benar menjelma menjadi suatu keramaian yang apik bukan seperti acara-acara keramaian yang sering diadakan di alun-alun yang selalu hingar seperti suasana pasar malam dengan komedi putarnya. Kali ini hal yang langsung terasa begitu memasuki alun-alun adalah suasana patriotik transcendental, “ Masa depan kota ini tanggung jawab kita bersama !”seolah ada yang berteriak menggugah kalbu setiap orang yang berada di tengah alun-alun.

Acara pengambilan sumpah para Pimpinan Proyek dan Bendaharanya dikemas simpel tanpa banyak kata sambutan. Acara langsung difokuskan pada orang-orang yang dititipi pekerjaan untuk mengemban pelaksanaanpembangunan kota Daksinaria tahun ini. Satu persatu para Pimpro diperkenalkan kepada publik yang hadir dengan membacakan riwayat hidupnya lengkap dengan Daftar Kekayaan yang dimiliki. Di akhirperkenalan protokol meminta kepada masyarakat yang hadir untuk mencatat dalam hati bahwa semua pembangunan yang dilaksanakan adalah untuk kesejahteraan mereka. Jadi bila mereka nantinya merasa tidak tersejahterakan karena kesalahanpelaksanaan pekerjaan silahkan pergunakan haknya untuk menuntut para pelaksana pembangunan ini.

Suasana pelantikan makin khusuk ketika tiba pada acara puncak yaitu pengambilan sumpah para Pimpinan Proyek dan Bendahara yang langsung dilaksanakan oleh Drs. Mulyadadi, MM sebagai Walikota Daksinaria. Dengan disaksikan masyarakat yang memenuhi alun-alun suara Walikota mulai bergaung mengucapkan sumpah yang kemudian diikutioleh para Pimpro yang didampingi Rohaniawan.

“ Kami para pelaksana pembangunan Kota Daksinaria bersumpah, Bahwa...” Walikota berhenti sejenak. Suasana alun-alun jadi hening.

“... Kami akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepada kami.” Suara Walikotayang lantang diikuti oleh para pimpro dan bendaharawan dengan tidak kalah lantangnya sehingga suasana alun-alun terasa begitu bersemangat.

.... Kami akan menjunjung tinggi kejujuran dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas sebagai pelaksana pembangunan kota Daksinaria !” alun-alun semakin terasa heroik dengan teriakan sumpah.

Walikota semakin bersemangat membacakan sumpah mendengar suara para Pimpro yang begitu lantang mengikutinya, “ ....Kami tidak akan memberi atau menerima sesuatu apapun dan kepada siapapun untuk kelancaran pelaksanaan tugas kami..”suara Walikota bersipongang memenuhi alun-alun. Tapi tidak segera disambut oleh suara para Pimpro. Walikota Drs. Mulyadadi,MM mengangkat wajahnya sedikit dari teks sumpah di depannnya. Semuanya masih berbaris rapi dengan wajah menatap lurus ke depan. Apa mereka tidak mendengar apa yang barusan aku ucapkan pikirnya karena pengeras suara di depan saya ini tiba-tibamati dan reflek dia menyentuhkan tangan pada mik, hidup. Drs. Mulyadadi, MM kembali membacakan sumpah yang belum diikuti para Pimpro dan Bendaharawan dengan sedikit ragu. Tidak ada sahutan. Suasana mulai sedikit riuh tapi bukan Walikota Daksinaria namanya kalau Drs. Mulyadadi,MM tidak dapat mengatasi suasana. Walaupun dengan hati yang geram dia melanjutkan dengan menutup pembacaan sumpah dan segera berjalan mendekat untuk menyalami para Pimpro dan Bendaharawan. Semua kejadian itu berlangsung dalam lintasan waktu yang cepat ditengah kebingungan para ajudan dan stafnya yang masih tidak tahu berbuat apa. Para undangan yang masih belum tahu jelas apa yang terjadi hanya terkesima melihat kejadian di tengah alun-alun tanpa sempat memberi komentar apa-apa. Karena dalam waktu yang singkat Bapak Walikota setelah selesai menyalami para Pimpro segera beranjak meninggalkan alun-alun. Membuat perasaan cemas di hati jajaran pejabat kota Daksinaria.

Buntut dari kejadian di alun-alun langsung terasa beberapa hari kemudian, ketika keluar surat Walikota Drs. Mulyadadi,MM memberhentikan para Kepala Dinas, Kantor dan Badan yang ada di Kota Daksinaria dengan alasan tidak bisa mengemban tugas dengan baik. WalaupunBapak Walikota Drs. Mulyadadi, MM tahu efek dari dikeluarkannya surat itu dia tetap bergeming karena menurut dia kesalahan mereka sudah sangat fatal.

Setelah kejadian memalukan di alun-alunWalikota memanggil satu persatu para Pimpro untuk datang menghadapnya dan secara langsung mengintrogasi mereka atas kejadian di alun-alun kota. Dari jawaban para Pimpro itu membuat Walikota sangat marah dan kesal sehingga tidak dapat menahan diri lagi untuk tidak mengeluarkan surat pemberhentian para Kepala Dinas, Kantor dan Badan yang merupakan atasan langsung para Pimpro tersebut. Para pejabat itu telah mencoba menghianatinya dengan hanya memberi lima persen padanya padahal mereka memaksa Pimpro untuk menyetor lima belas persen dari nilai setiap proyek.
“ Mereka tidak memikirkan berapa pengorbanan saya untuk bisa menduduki bangku Walikota ini!” bisik Drs. Mulyadadi geram.

Palembang, 2011.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline