Didalam buku yang berjudul " The 100: a ranking of the most influential person in history " atau 100 peringkat orang paling berpengaruh dalam sejarah.Nama nabi Muhammad menduduki peringkat pertama mengalahkan nama tokoh pemimpin dunia lainya.
Dilihat dari gaya kepemimpinanya dalam peristiwa Perjanjian Hudaibiyah,nabi Muhammad memiliki unsur kepemimpinan the leader as a relathionship builder
Motivation and engagement
Setelah perjanjian disepakati banyak para sahabat merasa kecewa dengan perjanjian tersebut dan merasa tidak puas.Tapi Nabi Muhammad SAW,dengan bijaksana memberikan motivasi kepada para sahabatnya bahwa perjanjian ini adalah bagian dari rencana Allah Ia juga menekankan pentingnya kesabaran dan keyakinan bahwa perjanjian ini akan membawa manfaat kepada mereka.Dan mengatakan bahwa Allah akan memberikan kemenangan diwaktu yang tepat,dan motivasi ini terbukti Ketika dua tahun kemudian umat Islam dapat memasuki Mekkah tanpa adanya pertumpahan darah.
Leadership Comunication
Nabi Muhammad SAW memperlihatkan ketrampilan berkomunikasi yang sangat luar biasa dalam bernegosiasi dengan utusan Quraisy, yang Bernama Suhil bin Amr untuk melakukan perdamaian,beliau melakukan negosiasi tanpa adanya pertumpahan darah dan menghindari konflik atau provokasi.Nabi Muhammad juga dapat menegosiasikan permintaan kaum Quraisy untuk menghapus dua kalimat didalam perjajian "Bismillahirrohmanirrahim" dan "Muhammad Rasullulah" Nabi Muhammad melakukanya dan menggantinya untuk mencapai kedamaian.
Leading Teams
Sebagai seorang pemimpin Nabi Muhammad SAW mampu menjaga kesatuan timnya,beliau dapat memahami kekuatan dan kelemahan para sahabat.Terbukti Ketika para sahabat enggan melakukan untuk mencukur rambut dan menyembelih hewan sebagai syarat haji akan tetapi Nabi Muhammad SAW mencontohkanya terlebih dahulu.
Leading Diversity and Inclusion
Nabi Muhammad SAW menunjukan inklusivitas dalam kepemimpinanya denga menerima syarat-syarat dari kaum Quraisy meskipun tampaknya tidak menguntungkan,Nabi menghargai kebergaman dan perbedaan.Dapat dilihat Ketika isi perjanjian menyatakan bahwa orang yang meninggalkan Islam dan Kembali ke Quraisy tidak akan dikembalikan.Nabi menerima syarat ini dengan tujuan menghargai keberagaman pandangan serta untuk menjaga perdamaian.
Leadership Power and Influence
Meskipun banyak sahabat yang merasa dirugikan oleh perjanjian ini,Nabi Muhammad SAW menggunakan kekuatan pengaruhnya untuk menjaga ketenangan dan kepercayaan mereka.Nabi Muhammad SAW dengan tegas meyakinkan sahabat untuk tetap berikhtiar dan bertawakal, hal itu terbukti dua tahun kemudian terjadi peristiwa Fathul Makkah.
Dengan Memadukan kelima aspek ini dalam kejadian Perjanjian Hudaibiyah,Nabi Muhammad SAW.Dapat menunjukan gaya kepemimpinan yang bijaksana,strategis,dan penuh hikmah,uang akhirnya membawa umat Islam menuju kesuksesan jangka Panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H