Lihat ke Halaman Asli

Jalanan Setapak Beronak

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada setapak jalan diantara jalan-jalan besar lurus nan halus tanpa lubang.. Jalan itu berkelok-kelok tak bermarka, penuh bebatuan penyandung kaki, dan diselingi jembatan-jembatan reot menakutkan..

Tapi jalanan setapak yang buruk ini lebih layak dipilih atau kalaupun terpaksa memilihnya adalah kesempatan untuk mematangkan jiwa.. dengan melewatinya, engkau akan tau rasanya tertusuk duri tanaman liar disisinya, gemetarnya lutut mendaki dan menurun, basahnya peluh oleh sengatan panas terik sang mentari atau gigil gemeretak gigi karena dinginnya guyuran air hujan, sakitnya ujung kaki terantuk batu-batu yang menjadi penghias, gemetarnya sekujur badan melewati tiap jembatan-jembatan tua dan sensasi akan jatuhnya..

lalu setelah itu, engkau akan merasakan betapa berwarnanya perjalananmu, betapa bahagianya engkau berhasil melewati semuanya, dan betapa kuatnya engkau tertempa dan betapa bersyukurnya perasaanmu...
dan engkau akan lebih siap untuk melewati jalanan setapak yang bahkan lebih buruk lagi...

Jalanan buruk tidaklah buruk.. dipenghujungnya ada hikmah, ada kebahagiaan, ada kekuatan, ada pembelajaran, dan ada pengertian akan hakikat kehidupan..

Bagaimanapun, semua perjuangan adalah berbayar, pernah menanam tentu akan menuai.. dan pastikan kita menanam yang baik dari benih yang terpilih.. :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline