Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan IoT di Sektor Pertanian

Diperbarui: 7 November 2024   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama : Rahmat Hidayat (21025010015)

Agroinformatika

Kelompok 1

Sektor pertanian merupakan salah satu pilar penting dalam kehidupan manusia, terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Salah satu teknologi yang semakin populer dan mengubah wajah pertanian modern adalah Internet of Things (IoT). IoT memungkinkan perangkat dan sensor terhubung secara real-time, mengumpulkan data yang berharga mengenai kondisi tanah, cuaca, pertumbuhan tanaman, dan aspek lainnya dalam pertanian. Dengan data yang komprehensif ini, petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan terukur, seperti menentukan waktu yang optimal untuk irigasi, pemberian pupuk, serta pengendalian hama dan penyakit. Penggunaan IoT di sektor pertanian juga didorong oleh beberapa tantangan global seperti pertumbuhan populasi yang pesat, perubahan iklim, dan keterbatasan sumber daya alam.  

Internet of Things (IoT) memiliki potensi besar dalam mentransformasi sektor pertanian, khususnya dalam menghadapi tantangan produksi dan distribusi pangan. Penggunaan IoT dalam pertanian memungkinkan petani untuk melakukan pemantauan kondisi lahan secara real-time melalui sensor dan perangkat pintar, yang dapat mengukur parameter penting seperti suhu, kelembapan tanah, kadar air, dan sinar matahari. Dengan informasi ini, petani dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan cepat, misalnya menentukan waktu penyiraman atau pemupukan yang paling efektif. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, tetapi juga membantu dalam meminimalisir biaya produksi, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi dampak lingkungan.

Penggunaan IoT juga memiliki kelemahan dan kelebihan salah satunya adalah biaya pemeliharaan yang mahal dimana bisa digunakan dalam jangka panjang namun mengeluarkan dana investasi yang cukup mahal diawal, kemudian untuk mengenai pembahasana lebih lanjut dapat dilihat pada link di bawah ini.

https://drive.google.com/file/d/1ezg4IdDbjfXUIWteBho-1cRtQqjqWspI/view?usp=drivesdk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline