Paradigma Perempuan Hebat
Pada era serba maju sekarang ini kebutuhan antar sesama lebih komplek lagi, kebutuhan satu sama lain tidak lagi tergantung pada hanya sebatas simbiolis muatualisme saja, tapi lebih dari itu tuntutan dari pertumbuhan kehidupan sosial harus memacu cara berkehidupan.
Salah satu yang merasakan dampak dari perubahan kultur sosial adalah perempuan, kita mengetahui bahwa perempuan dalam klasifikasi sosioal terhukum pada sistem patriaki atau insan kedua setelah laki-laki. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri, sejatinya perempuan tugasnya hanya mendampingi dari laki-laki.
Namun lain hal nya dalam konteks pada saat sekarang ini ruang dan tempat sudah terbuka lebar bagi perempuan untuk mengeksploitasi dirinya secara bebas dan berbagai kegiatan positif, bahkan beberapa dekade ini sudah ada pergerakan dari perempuan sebut saja gerekan feminisme atau kesetaraan gender, pergerakan yang digaukan tersebut menuntuk persamaan status dan perlakuan di depan publik tidak lagi ada strata sosial yang harus diterapkan pada perempuan.
Kilas balik dari perjuang perempuan pertama kali muncul pada tahun 1800 an beriringan dengan revolusi Prancis, perempuan tidak lagi hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pemuas birahi dari laki laki saja tapi sudah mampu untuk berkopetensi.
Lalu bagaimana paradigama perempuan hebat pada saat sekarang ini, pada saat sekarang ini ruang gerak bagi perempuan terbuka bebas, bahkan setiap Negara menjamin hak-hak perempuan. Jika sudah sama kebutuhan antara perempuan dan laki-laki berarti tidak lagi dikatakan perempuan hebat? Jawabanya tentu tidak biar bagaimanapun sekarang perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkopetensi dan apapun profesi baik bertugas di kenegaraan maupun perkejaan yang seharusnya tupoksi dari laki-laki perempuan juga bisa dan akan tetap hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H