Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Thayib

Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Dari AHY ke Zulhas, Standar Ganda Setan Gundul Berjanggut

Diperbarui: 20 Mei 2019   03:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketum PAN Zulkifli Hasan bertemu cawapres Ma'ruf Amin di acara bukber Perti. (Lisye Sri Rahayu/detikcom) 

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diserang habis-habisan oleh buzzer-buzzer Setan Gundul Berjanggut  gara-gara menerima undangan Presiden Jokowi di Istana Negara. Padahal tidak ada deal politik apapun dalam pertemuan hari itu. Kepentingan utama AHY adalah untuk menyerukan rekonsiliasi bangsa pasca Pemilu 2019. Seruan rekonsiliasi bangsa ini pun sejatinya sudah sering AHY gaungkan demi menjaga keutuhan Indonesia jauh sebelum pemungutan suara Pemilu 2019.

Tapi kedengkian Setan Gundul Berjanggut memang bukan kepalang. Bukan hanya AHY, yang mereka habisi. Bahkan Ibu Ani Yudhoyono pun mereka serang habis-habisan. Mereka sebarkan fitnah bahwa sakit kanker darah Ibu Ani cuma akal-akalan SBY supaya tidak ikut kampanye memenangkan Prabowo-Sandi.

Astagfirullah! Manusia mana yang sampai bisa sedengki ini demi ambisi kekuasaan. Mana ada orang yang bermain-main dengan sakit kanker darah? Lagipula, demi merawat Ibu Ani Yudhoyono, SBY terpaksa melakukan perjuangan dari Singapura. Baik untuk kemenangan Prabowo-Sandi maupun Demokrat.

Tapi Tuhan tidak tidur. Tuhan selalu melindungi hamba-hambanya yang melangkah di jalan lurus. Dan Tuhan telah tunjukan  berapa busuknya kelakuan Setan Gundul Berjanggut ini.

Tiba-tiba terbit kabar kalau Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) mengucapkan selamat kepada Jokowi-Ma'ruf Amin. Ya, meskipun tergabung dalam Koalisi 02, Zulhas secara terang-terangan menyatakan turut berbahagia atas kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

Dan apa yang terjadi para pemirsa? Setan Gundul Berjanggut langsung bungkam seribu bahasa. Alih-alih menyerang Zulhas habis-habisan sebegaimana kekejian mereka pada AHY, Setan Gundul Berjanggut malah mengajak publik untuk tabayyun---suatu istilah yang amat khas kader-kader PKS.

Jika AHY dituding sebagai pengkhianat karena bertemu Jokowi, lantas apa sebutan yang tepat untuk Zulhas? Biangnya pengkhianat? Tentu bukan ini yang kita inginkan.

Akhirnya publik pun sadar. Kebenaran itu tersiar juga. Skenario Setan Gundul Berjanggut terbaca sudah.

AHY tidak pernah diserang lantaran pernyataan atau tindakannya. AHY diserang karena ia adalah AHY. Ia adalah representansi SBY. Ia merupakan salah seorang tokoh sentral di Demokrat. Apalagi AHY selalu menyerukan rekonsiliasi bangsa dan tolak politik identitas sehingga ladang bisnis politik SARA dan provokasi Setan Gundul Berjanggut terancam gulung tikar. Dan tentu saja, AHY diserang karena ia adalah sosok pemimpin masa depan.

Dari sini publik bisa membaca kalau aksi pembunuhan karakter AHY bukan demi Prabowo, apalagi bangsa dan negara. Aksi pembunuhan karakter AHY adalah demi masa depan partai Setan Gundul Berjanggut yang sedang mengalami krisis kepemimpinan. Aksi ini supaya pundi-pundi dompet buzzer-buzzer Setan Gundul Berjanggut bisa terisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline