Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Thayib

Sekadar bersikap, berharap tuna silap.

Memahami "This is My War" SBY Secara Cerdas

Diperbarui: 12 Februari 2018   01:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: kompas.com

Bagi saya, artikel Bung Mohammad Mustain berjudul "Memahami Deklarasi Perang SBY" adalah tulisan yang digurat dengan tidak cerdas. Tersebab seorang cerdas harus membaca secara utuh. Bukan cuma hal-hal tersurat, tapi juga yang tersirat, termasuk melandaskan pemikirannya bukan hanya pada fenomena hari ini, tapi juga jejak-langkah masa silam serta dampaknya di masa depan.

Ini adalah syarat utama terbitnya buah pikiran yang tajam---mencegah kita terpeleset ke dalam analisis yang serba tanggung.

Kenorakan Memaknai Perang

Agaknya pemahaman Bung Mustain atas perang terbilang norak. Dari narasinya, dia seakan-akan terbenam dalam konsep perang sebagai pertempuran secara fisik, cenderung menggunakan senjata---mengingat ia berulang-ulang menyebut militer. Tidakkah dia pernah membaca bahwa perang pun bisa secara non fisik, sebagaimana kita memaknai jihad tak sekadar angkat senjata?

Lacurnya, Bung Mustain terkesan memaknai perdamaian ala SBY secara kanak-kanak: damai artinya tidak mengenal perang. Tidakkah ia memahami bahwa SBY adalah "Jenderal Pemikir" yang mengemukakan konsep smart power---kombinasi antara hard power dan soft power? Tidakkah ia pernah membaca bahwa untuk menjaga perdamaian ada kalanya kita harus siap berkonflik, siap berperang?

Dulu kita mengenal Perang Merebut Kemerdekaan, mula-mula secara fisik lalu bergeser menjadi nonfisik. Hari ini kita mengenal perang terhadap korupsi, perang terhadap mafia hukum, perang terhadap bandar dan pengedar narkoba dan lain sebagainya.

Jadi, saat SBY menyebut "This is My War" artinya SBY benar-benar siap memerangi kesimpulan sesat yang dideraskan Firman Wijaya (FW). Tapi SBY bukan cuma memerangi FW. SBY memerangi setiap advokat yang menghalalkan segala cara untuk membela kliennya yang tersangkut kasus korupsi. Tersebab advokat semacam ini yang membuat sistem hukum kita bisa "cincai" terhadap para koruptor.

Jangan Ajari SBY Perihal Kesabaran

Apakah SBY terlalu tegang, tegang, terlalu emosi, terlalu panik, terlalu sensitif karena namanya disebut di persidangan kasus korupsi E-KTP oleh Mirwan Amir? Jawabannya: tidak!

Tak bisa ditafik bahwa SBY adalah seorang yang tertib, hati-hati, visioner. SBY adalah seorang perencana yang baik---paling gampangnya bisa dilihat dari fakta SBY selalu membaca berkas kenegaraan yang ditandatanganinya.[1]

Jangan ajari SBY perihal kesabaran. Serius! Mengutip quote Dilan secara bebas: kesabaran ala SBY itu berat, kamu tak akan kuat! Bukalah catatan sejarah. SBY pernah difitnah telah beristri sebelum menikahi Ani Yudhoyono, ia pernah disuguhi seekor kerbau yang dipantatnya ditempel foto SBY berikut tulisan besar-besar: Si BuYa. Oh, jangan lupakan ancaman pembunuhan terhadap SBY, diterjang isu korupsi Anas Urbaningrum cs, dan pelbagai fitnah yang menerjang keluarganya demi menghancurkan citra SBY.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline