Lihat ke Halaman Asli

RAHMAT GUNAWIJAYA

PENULIS Sejarah

Mudahnya Berhutang daripada Menabung di Era Millennial

Diperbarui: 4 Mei 2019   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber:apkcure.com

Setiap orang pasti punya keinginan dan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika uang cukup, barang ada dan kesempatan datang maka semuanya akan mudah. Pingin punya hp camera 24 megapixel, motor baru, mobil  mewah  dan uangnya  tersedia, pingin pergi liburan wisata menginap di hotel bintang 5 dan naik penerbangan first class uang cukup dan waktu luang banyak. Atau cuma keinginan sederhana seperti menikmati teh panas dan pisang goreng di tempat kerja atau sekedar menikmati mie ayam atau bakso di musim hujan saat bekerja di rumah.

Tapi semua keinginan di atas memerlukan modal yang namanya uang, yang harus didapat dengan usaha dan kerja keras, karena tak ada yang namanya gratis di dunia ini. Setiap barang memiliki nilai dan tiap nilai ada harga yang harus ditukar atau dikorbankan.

Seperti orang yang bekerja sebagai karyawan tentu harus mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk mendapat upah yang layak agar memenuhi kebutuhan hidup. Wiraswasta atau pengusaha juga sama malah harus siap mengorbankan modal,investasi, waktu dan sumber daya dan potensi yang dimiliki untuk menjalankan dan mengembangkan usaha demi satu nama yakni profit atau keuntungan.

Di zaman sekarang ada sesuatu realitas yang saya dapatkan yakni kemudahan berhutang atau meminjam uang dibanding menyisihkan uang untuk menabung. Cobalah kita pergi ke toko elektronik, ke toko peralatan rumah tangga, apalagi show room motor dan show room mobil. Mereka menawarkan jasa kemudahan yang sama yakni kemudahan membeli dengan cara ringan dan DP kecil, diawal memang mudah , tapi jika kita tidak berhati-hati bisa membuat kita terjerat hutang yang mencekik kehidupan di masa mendatang,

Sebenarnya syah-syah saja kita berhutang asalkan punya kemampuan membayar di masa depan, akan tetapi jika pendapatan di masa depan pun kita tak tahu pasti maka dipastikan kita akan kesulitan membayar angsuran, terkena tagihan bunga denda dan sebagainya dan hal buruk saat kita menunggak dengan jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian, maka barang yang kita beli dengan cara kredit akan ditarik dan uang muka dan angsuran yang telah kita bayar berbulan-bulan juga akan hangus.

Saya punya pengalaman  nyata ,saya pernah kredit motor di suatu leasing, dan kenapa membeli kredit karena terus terang saya tidak mampu membeli tunai, karena motor yang saya taksir harganya waktu itu adalah Rp. 18.500.000 sedangkan uang yang saya punya Cuma 3 juta rupiah, untuk menabung agak sulit dan lama, lalu bisakah membeli motor dengan uang tunai Rp.3000.000,- jawabnya bisa tapi yang kita dapat adalah motor lama keluaran 10 tahun yang lalu atau motor tua yang biasa perawatannya mungkin lebih mahal kalau tidak dirawat dengan baik.

Dan dengan jasa leasing saya bisa mengambil motor baru seharga Rp. 18.500.000 dengan uang muka Rp.3000.000,-  dengan cicilan waktu itu Rp.728.000, selama 24 bulan dan jika dihitung hutang saya adalah Rp. 15.500.000 dengan cicilan 24 bulan atau  24 x  728.000  = 17.472.000 plus ditambah uang muka total biaya saya selama dua tahun membeli motor kredit adalah Rp.20.742.000 atau ada tambahan biaya bunga sebesar Rp. 2.242.000  atau bunga tambahan 12, 02 persen dibanding membeli secara tunai.

Jika kita membayar lancar maka selama 24 bulan kedepan maka motor dan BPKBnya akan menjadi milik kita dan bila macet apalagi lebih  dari 2 bulan, maka siap-siaplah motor kita akan ditarik atau disita pihak leasing walaupun kita telah membayar cicilan 10 x maka siaplah angsuran kita senilai Rp.7.280.000,- plus uang muka Rp.3000.000,- atau total Rp. 10.280.0000,- hangus karena kita dianggap melanggar janji atau wan prestasi terhadap kontrak pembayaran yang ditandatangani lewat perjanjian FIDUSIA.

Dan hal terburuk motor disita dan akan dilelang kalau ada kelebihan dari sisa angsuraun perjanjian barulah uang kita dikembalikan setelah dipotong dari nilai penjualan lelang dan hal mustahil dapat lebih karena harga kendaraan setelah 10 bulan atau hampir setahun pasti menyusut atau turun, motor yang tadi barunya senilai Rp.18.500.000 jika lewat dari 10 bulan atau hampir setahun harganya paling tidak sudah berkurang Rp.5000.000 hingga tinggal Rp.13.500.000 saja ini berbeda dengan membeli rumah atau tanah secara kredit yang harganya pasti naik.

Dan hebatnya jika kita jadi debitur lancar, pembayaran angsuran full tetap waktu maka kita akan dapat tawaran hutang baru, seperti yang juga saya alami di pameran toko komputer , kebetulan saya butuh komputer dengan spek yang sesuai dengan pekerjaan saya , masalahnya uang saya sangat-sangat terbatas, cuma punya Rp.7.00.000 tunai, dengan uang senilai itu mustahil saya dapat membeli laptop baru dengan Spek Intel i3 core yang harga rata- rata minimalnya adalah Rp.5000.000,- saat itu, ingin yang second atau bekas harga nya rata-rata masih diatas Rp.2000.000 dan hebatnya saya malah dapat tawaran dari toko komputer untuk membeli laptop seharga Rp. 5.899.000 kredit tanpa jaminan dengan modal KTP karena saya tercatat sebagai debitur lancar di leasing saya membeli kredit motor.

Jadi untuk laptop baru seharga tunai Rp.5.899.000 saya cukup membayar Rp.700.0000 dengan rincian biaya administrasi Rp.200.000 dan uang muka atau Down Payment Rp. 500.000 maka hanya 15 menit kemudian saya bisa menenteng pulang laptop  baru seharga Rp.5.899.000 pulang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline