Lihat ke Halaman Asli

Abd Rahmat Dharma

Mahasiswa Ekonomi

Misteri September '65| Bab Sejarah yang Hilang

Diperbarui: 30 Agustus 2019   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejarah kotor yang kotor tentang hantu-hantu yang kotor, mungkin itu adalah kalimat pertama yang terlontar ketika membicarakan tentang apa yang terjadi pada September-Oktober tahun 1965. Sejarah menuliskan pada 30 September 1965 telah terjadi pengkhianatan serta penculikan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap enam Jendral dan satu Perwira TNI AD, lalu dikubur dalam sumur tua yang kemudian disebut dengan Lubang Buaya. PKI merupakan partai komunis terbesar ke-3 dunia pada masa itu, anggotanya kurang lebih mencapai 3,5 juta orang dibawah kepemimpinan D.N. Aidit. G30S/PKI (Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia) merupakan istilah yang digunakan oleh rezim Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto untuk menamakan percobaan pengambilalihan kekuasaan dengan cara paksa yang dipimpin oleh Letkol Untung Samsuri pada 30 september 1965 (atau lebih tepatnya dini hari 1 Oktober 1965). Kemudian, pada 30 September setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Peringatan G-30-S/PKI, dan 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Dilihat dari seluruh latar belakang sejarahnya , terdapat tiga fase dalam aksi G30S/PKI. Pertama, aksi subversif, untuk melakukan infiltrasi kedalam organisasi lain dan melemahkan kesetiaan rakyat kepada pemerintah, pada tahun 1954-1965. Kedua, upaya kudeta untuk menjatuhkan pemerintah, terjadi di bulan Juli hingga Oktober 1965. Dan ketiga, pemberontakan bersenjata menentang pemerintah Indonesia yang sah, 1966-1968. Pemerintah juga melakukan upaya pembasmian terhadap G30S/PKI melalui cara-cara : pertama, yaitu menghancurkan para pemimpinnya, struktur partai dan organisasi bersenjatanya. Kedua, secara konstitusional, dengan cara menyatakan Komunisme/Leninisme/Marxisme sebagai ajaran terlarang melalui TAP MPRS no. 25 tahun 1966. Dan ketiga, dengan menyelenggarakan pertemuan Raya Nasional tentang Kewaspadaan Nasional. Bahaya Laten Komunisme merupakan ungkapan masyarakat Indonesia terhadap Komunis yang pada saat itu dianggap berbahaya, pembunuh, dan mengancam stabilitas negara.  Istilah ini muncul karena adanya dugaan pembunuhan yang dilakukan terhadap enam perwira tinggi Angkatan Darat pada tanggal 30 September 1965. Pembunuhan tersebut disinyalir karena adanya desas-desus bahwa para perwira tersebut, sebagai anggota yang dikenal dengan sebutan Dewan Jenderal, berencana menggulingkan Presiden Soekarno, yang pada saat itu kondisi kesehatannya dilaporkan tengah mengalami penurunan serius. Angkatan Darat (AD) lalu menuduh Partai Komunis Indonesia  sebagai dalang pembunuhan tersebut. AD kemudian melancarkan kampanye pembasmian PKI dan berbagai organisasi massa (ormas) di bawah naungannya.

Pembantaian massal.

30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 dini hari, menjadi catatan sejarah yang kelam bagi Indonesia, sebab sejumlah petinggi militer diculik dan dibunuh dalam sebuah usaha kudeta. Nama sumur Lubang Buaya di Cipayung, Jakarta Timur kemudian dikenal masyarakat luas karena ditemukannya enam jenazah Jenderal dan satu perwira TNI AD dikubur dalam sebuah sumur tua yang sempit, berdiameter 75 senti meter dengan kedalaman 12 meter pada 3 Oktober 1965.

Berikut 7 pahlawan revolusi tersebut yang dikubur di Lubang Buaya.

Jendral TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi)

Letjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Administrasi)

Letjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan)

Letjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen)

Mayjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik)

Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral AD)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline