Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka Untuk Pembenci Saudi, Tanggapan Atas Kasus Pengungsi Syiria

Diperbarui: 7 September 2015   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini kalian mendadak peduli soal Saudi. Tentang kenapa Saudi tidak berperan lebih membantu pengungsi Syiria, yang lari ke Eropa.

Cacian dan hinaan kalian lontarkan semena-mena. Data dan fakta seputar donasi Saudi untuk korban perang Syiria juga kalian anggap tidak ada. Pokoknya kenapa Saudi tidak ada di Mediterania selamatkan mereka yang lari dari bencana.

Sungguh picik sekali pikiran kalian. Sejak kapan mau tahu soal kepedulian Saudi dan negara Islam yang lain dalam membantu korban perang? Kenapa tiba-tiba komentar tentang sebagian kecil pengungsi Syiria yang belum sempat dibantu Saudi dkk?

Kemana kalian waktu ada berita saudi dkk kucurkan ribuan trilyun rupiah kepada umat manusia di seluruh dunia? Oh ya, saya paham, ini bukan soal kemanusiaan, tapi kesempatan mencerca Saudi yang kalian incar

Kalau kalian benar-benar perhatian soal kemanusiaan, apa perlunya bertanya Saudi kemana. Selama ada yang menolong pengungsi Syiria bukankah sudah cukup. Seperti anggapan kalian bahwa kemanusiaan tidak membedakan agama?

Kalau kalian mempertanyakan peran Saudi dalam membantu pengungsi Syiria yang lari ke Eropa, karena sebagai negara Islam, selayaknya mampu berperan lebih, maka selayaknya kalian juga melontarkan pertanyaan kepada Amerika dan Uni Eropa, "Mengapa sampai ada pengungsi yang dibiarkan tenggelam?" Bukankah sebagai negara pelopor HAM, mereka mengaku sebagai bangsa-bangsa yang amat peduli kepada hak hidup manusia.

Jika kalian jujur tentang prinsip yang kalian anut tentang HAM, bahwa HAM lebih memanusiakan manusia daripada agama. Seharusnya bukan Saudi yang kalian jadikan sasaran, namun Uni Eropa, yang nampak membiarkan para pengungsi terkantung-kantung di lautan

Ngomong-ngomong, saya jadi teringat kasus fatwa MUI yang kerap kali dihujat oleh kalian, yang notabenenya tidak mengamalkan ajaran Agama kecuali HAM. Polanya sama, ikut campur karena menemukan sumber hujatan, bukan karena niat baik dari lubuk hati kalian

Opini: Rahmat Ariza Putra
Pare, Kediri, 7 September 2015 | sumber foto: peacechild.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline