Lihat ke Halaman Asli

Tafsir Ringkas Surat Al Fatihah

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bismillah

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Pengatur semesta yang telah menurunkan Al Qur’an kepada manusia sebagai petunjuk. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keluarga, sahabat serta pengikut yang setia hingga akhir zaman.

Dengan memohon pertolongan kepada Allah, melalui tulisan ini saya hendak menyampaikan tafsir ringkas dari surat Al Fatihah yang saya terjemahkan dari Kitab Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalamil Mannan karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir Sa’dy Rahimahullahu. Seorang ulama yang hidup diabad 20. Guru dari para Ulama terkemuka di abad 21 yang mengajar dan membimbing umat di massa kita diatas jalan hidayah.

Terjemahan ini saya susun secara sistematis ayat per ayat. Setiap pembahasan ayat akan disertakan penjelasan kata-kata yang penting untuk dikupas.Dengan harapan agar mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca. Karena sebuah artikel ditulis tentu saja agar dibaca dan sebaik-baik tulisan adalah yang mudah dipahami pemirsa.

Tafsir ayat pertama

Telah tersebar luas di negeri kita bahwa makna kalimat Bismillah adalah Dengan menyebut nama Allah. Terjemahan ini tidak salah hanya saja kurang lengkap. Yang sempurna adalah Dengan menyebut seluruh nama Allah. Mengapa demikian? Dalam kalimat tersebut kata ismun dan lafadz Allah menyatu membentuk susunan kalimat yang dalam bahasa arab disebut mufrod mudhof[i]. mufrod mudhof dalam sebuah kalimat membuahkan keumuman. Maka dengan mengucap Bismillah, nama Allah yang disebut bukan nama yang tertentu. Bahkan seluruh nama Allah yang Dia namakan diri-Nya dengan nama-nama tersebut.

Selanjutnya kita kupas makna dari lafadz “Allah”. Kata “Allah” atau yang biasa disebut lafdzun dzalalah bermakna Al Ma’luh/Al Ma’bud yaitu Dzat yang berhak disembah/diibadahi. Tuhan yang diesakan dengan segala macam peribadatan. Karena hanya diri-Nya pemilik sifat-sifat uluhiyah yang merupakan sifat sempurna. Dan Lafadz “Allah” adalah nama yang hanya berhak disandang Allah itu sendiri. Haram bagi siapapun menggunakan nama tersebut karena tidak ada pada diri mereka sifat-sifat uluhiyyah.

Kata yang ketiga dari ayat ini adalah “Ar Rahman” dengan huruf alif ditengah. Ar Rahman mengandung makna Dzat yang memiliki kasih sayang yang amat luas dan agung. Kasih sayang yang meliputi seluruh alam raya dan tercurah kepada segenap yang hidup di semesta. Inilah sifat kasih sayang Allah yang umum.

Siapapun dari ciptaan-Nya, jin, malaikat, tetumbuhan dan hewan semua merasakan. Bahkan hamba yang kafir dari kalangan jin dan insan tak luput dari kasih sayang Allah yang sifatnya umum. Itulah mengapa mereka yang ingkar tetap mendapatkan rizki dari Allah. Karena pada diri mereka terdapat curahan kasih sayang Allah yang bersifat umum. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa makhluk yang menerima curahan kasih sayang Allah yang sifatnya umum belum tentu dicintai-diridhoi Ar Rahman.

Lafadz terakhir dari ayat ini adalah Ar Rahim tanpa huruf alif ditengah. Ar Rohim merupakan salah satu nama Allah yang Dia sebutkan dalam Al Qur’an. Artinya Tuhan yang memiliki sifat kasih sayang, Akan tetapi sifat kasih sayang yang terkandung dalam nama Ar Rohim bersifat khusus. Spesial hanya bagi hamba yang beriman dari kalangan Nabi, Malaikat, Sidiq, Syuhada dan sholihin. Wujud kasih sayang yang diberikan kepada mereka pun istimewa. Berupa iman, islam, sabar, qona’ah, jujur, hidayah dan perkara lain yang merupakan sebab seseorang menjadi penghuni surga. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sesiapa yang menerima kasih sayang Allah yang sifatnya khusus maka yang bersangkutan adalah hamba yang Allah cintai dan kasihi.

Tafsir ayat kedua

الحمد maknanya adalah pujian. Pujian bukan sekedar pujian. Pujian yang dilayangkan hamba kepada Sang Pencipta adalah sanjungan yang disertai rasa cinta, pengagungan dan ketundukan. Dan pujian jenis ini adalah milik Allah semata. Tidak halal bagi hamba melayangkan sanjungan semacam ini kecuali pada Tuhan semesta alam.

Mengapa Allah dipuji? Allah disanjung karena Dia pemilik nama dan sifat yang agung, sempurna dan mulia. Ar Rahman dipuji karena perbuatan-Nya yang selalu mengandung hikmah, keadilan dan kemuliaan. Dan alasan terakhir kenapa hamba wajib menyanjung Pencipta karena Yang Maha Kuasa telah mencurahkan nikmat dan karunia kepada makhluk yang dicipta.

Ada sebuah rahasia dari kata الحمد yaitu huruf alif lam yang mengawalinya. Alif lam tersebut disebut alif lam istighrokiyah. Alif lam jenis ini jika mendahului sebuah isim[ii] maka akan menimbulkan makna menyeluruh pada isim yang bersambung dengannya. Karena itulah terjemahan dari kata Al Hamdu adalah segala rupa puja-puji bukan hanya satu atau dua jenis pujian.

Berikutnya kita kupas makna kataرب. Rabb maknanya adalah Dzat yang mengatur, membimbing, memelihara, mencipta dan memberi rizki. Dan dalam ayat yang ini yang dimaksud Rabb adalah Allah ta’ala. Tuhan pencipta, pengatur, pemelihara, pembimbing dan pemberi rizki segenap makhluknya.

Perlu diketahui bahwa pembimbingan, pengaturan dan pemeliharaan Allah kepada hamba-Nya terbagi menjadi 2, yaitu yang bersifat umum dan yang khusus. Yang umum meliputi pemeliharaan, pembimbingan dan pengaturan (baca: tarbiyah) Allah kepada hamba dalam bentuk memberi rizki agar mereka mampu bertahan hidup, pengajaran kepada yang dicipta agar mereka mampu mengenali hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia.

Adapun yang tarbiyah yang bersifat khusus adalah tarbiyah Allah kepada hamba-hamba yang dikasihi. Allah tuntun mereka kepada hidayah iman dan islam. Allah sempurnakan batin dan lahir mereka. Allah jaga mereka dari segala hal yang merusak agama dan dunia makhluk-Nya. Dan Ar Rahman arahkan hamba papa yang dicintai kepada hal yang membuat mereka semakin dicintai pemilik Surga.

Yang terakhir adalah lafadz العالمين. A’alamiin maknanya adalah segala sesuatu yang ada di alam raya kecuali Allah. Dengan kata lain a’alaamin adalah seluruh makhluk ciptaan Allah.

Dipenghujung tafsir ayat kedua dari surat Al Fatihah ada beberapa faidah yang hendak disampaikan.

1.Bahwa hanya Allah yang pantas disanjung dengan penuh cinta, pengagungan dan ketundukan karena hanya Dia pencipta, pengatur, pemelihara, pemberi rizki dan pembimbing semesta alam

2.Menyanjung Rabb adalah ibadah

3.Frasa رب العالمينmerupakan bukti bahwa Allah satu-satunya yang mencipta, memelihara, memberi rizki, mengatur, membimbing alam semesta dengan kekuasaan-Nya. Dan frasa tersebut juga menunjukkan bahwa Allah maha kaya sedangkan hamba begitu fakir dan butuh terhadap Tuhan alam raya.

bersambung......

ditulis oleh Rahmat Ariza Putra. Mahasiswa di Ma'had Aly bin Thalib UMY, Fakultas Teknologi Pertanian UGM dan Marketing Manager Telopia di CV Agrifood Jogjakarta

[i] Mufrod mudhof adalah frasa yang terdiri dari 2 kata dengan pola DM (diterangkan-menerangkan)

[ii]Isim adalah jenis kata dalam bahasa arab yang dalam khasanah bahasa Indonesia semisal dengan kata benda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline