Dahulu saya punya anggapan, hanya petugas keamanan karyawan instansi swasta yang punya integritas dan pelayanan papan atas. Namun semua itu berubah sejak bertemu dengan jajaran polisi khusus kereta api Stasiun Tugu Jogja. Begini ceritanya……..
Berawal dari kehilangan dompet
Sebulan yang lalu, dompet hitam yang berisi kartu identitas saya raib tanpa disadari. Lenyapnya barang berharga tentu membuat saya merasa kehilangan. Namun hal itu tak berlangsung lama. Beberapa hari kemudian sebuah surat diantarkan petugas pos ke alamat rumah. Surat dengan kop ‘Polisi Khusus Kereta Api DAOP 6 Jogja’ datang membawa kabar gembira. Ya, dompet saya diketemukan oleh seseorang dan sekarang berada di kantor POLSUSKA.
Tak Berapa lama setelah menerima surat itu, saya sambangi kantor pusat polsuska DAOP 6 Jogja. Tempat tersebut masih 1 komplek dengan Stasiun Tugu. Tepatnya di seberang utara jalur 8 tempat pemberhentian KA terbesar di Provinsi Jogja itu.
Ada Uang ada S3
Sesampainya di kantor POLSUSKA yang menempati bangunan tua nan sederhana. Saya disambut dengan senyum, sapa dan salam oleh petugas jaga. S3 yang baru saja diterima dari mas Ambar Susanto membuat saya merasa senang tapi tak nyaman.
Loh kok bisa dikasih senyum, sapa dan salam kok malah jadi gak tenang? Terus terang saat itu Pepatah ada udang dibalik batu terngiang-ngiang dikepala saya. Karena lumrahnya ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan S3 berkualitas dari pelayan masyarakat yang satu ini. Pengalaman pribadi jadi bukti. Berkali-kali saya harus menyiapkan amplop berisi uang panas saat berurusan dengan petugas keamanan bernama polisi.
Bukan masalah nilai uangnya. Meski penghasilan saya masih dibawah pendapatan perkapita Penduduk Indonesia. Tapi uang 10 atau 20rb buat saya tak jadi masalah. Apabila hal tersebut memang ditetapkan dalam peraturan. Justru yang jadi persoalan karena uang yang mereka terima adalah uang suap. Meskipun tak meminta dengan tegas, namun intimidasi dengan istilah ‘uang administrasi’ selalu mereka tekankan kepada rakyat yang datang. Kalau tak diberikan, jangan harap S3 berkelas mereka berikan. Bahkan bisa jadi urusan yang perlu dituntaskan jadi berbelit menyusahkan.
Biasanya diawal jumpa petugas akan bersikap biasa. Kalaupun mereka memberikan S3, itupun cuma seadanya tak memberikan feel apa-apa bagi penerima. Lain hal kalau sudah menjabat tangan pria berseragam coklat dengan salam tempel. Pasti S3 berkualitas akan mereka umbar.
Uraian diatas rasanya cukup mengambarkan kenapa lintasan pikiran yang terbetik di benak saya bernuasa husnudzhon saat menerima senyum, sapa dan salam dari mas Ambar anggota POLSUSKA.
S3 Cuma-Cuma