Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Alam

Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Puisi: Idealisme Mati Digigit Realita

Diperbarui: 6 September 2022   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com


Siapa yang hari ini pegang idealisme bau.
Itu sudah jadi sampah masa lalu.
Masa depan tak beri contekan.
Tentang bagaimana idealisme mereka hempaskan.

Kasihan mereka yang beri makan idealisme.
Kelak akan disembelih si bos.
Sayang dunia hanya butuh materialisme.
Walau kelas moral kau tak pernah bolos.

Realita berubah jadi seekor serigala berbulu prospek kerja.
Realita bukan tempat si anak senja.
Yang duduk manis minum kopi manja.
Mengigit si Idealisme maka relakan saja.

Namun ada yang siapkan idealisme untuk bertarung.
Biar hati tak sekarat walau hidup melarat.
Dewasa adalah medan perang psikis.
si idealisme dan realita saling serang dan saling tangkis.

Mereka yang telah menguburkan idealisme menertawaimu.
Berkata mereka "mengapa masih menggendong idealisme di bawah ketiakmu?".
"Tan Malaka pujaanmu itu mati diberondong peluru".
"Kerja!,Kerja!,Kerja!", mereka berseru.

****
(Rahmad Alam, 4 September 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline