Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Alam

Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Cocokologi Guna Mencairkan Suasana

Diperbarui: 24 Agustus 2022   18:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cocokologi marsel versus gus samsudin oleh seorang fans One Piece. Sumber: facebook.com/One Piece Nakama

Kemarin sampai sekarang sedang viral perseteruan antara Pesulap Merah dan Gus Samsudin beserta dukun lainnya tentang dunia perdukunan. 

Namun saya tidak akan membahas mengenai perseteruan mereka tapi kelakuan warganet yang sering men-cocokologi beberapa peristiwa di Indonesia dan tentunya perseteruan mereka juga jadi bahan cocokologi.


Bagi para penggemar anime atau manga One Piece pasti tahu bahwa banyak meme berupa gambar atau video perseteruan Pesulap Merah dan Gus Samsudin menjadi karakter Akagami no Shanks untuk Pesulap Merah dan Kurohige untuk Gus Samsudin. 

Hal tersebut mungkin karena penampilan mereka sama dimana Shanks dan Pesulap Merah juga berambut merah, juga Gus Samsudin dan Kurohige yang punya jenggot dan atribut lainnya yang berwarna hitam.

Cocokologi semacam ini tidak hanya juga menyangkut anime atau manga, juga banyak peristiwa di Indonesia di-cocokologi-kan dengan segala hal yang sedang booming seperti kasus Brigadir J dan Irjen Ferdy Sambo yang dibilang mirip seperti drakor karena penuh drama.


Cocokolgi juga sudah lama terjadi di Indonesia tidak hanya pada peristiwa sesaat tapi juga pada beberapa individu seperti cocokologi para Hokage Konoha di anime atau manga Naruto yang mirip baik gender maupun latar belakangnya dengan para presiden-presiden kita. 

Tak jarang saat hendak mengkritik kata Indonesia diganti Konoha untuk satire dan juga untuk mencari aman bagi sejumlah warganet.


Cocokologi dari Nyata ke Fiksi Guna Mencairkan Suasana

Hokage dan presiden di Indonesia yang di-cocokologi. Sumber: Lefo.id


 Kita tahu bahwa semua cocokologi ini hanya sebuah hiburan semata. Dengan banyak konflik dan perseteruan membuat kita jadi agak kaku sehingga demi mencairkan suasana ini maka perseteruan atau peristiwa ini dibuat seolah-olah mirip dengan karya fiksi yang ada. Fiksi yang mirip ini dianggap sebagai suatu yang unik dan membuat kita mengendorkan urat saraf kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline