Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Alam

Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Gelar Akademik Ternyata Tidak Menjamin Seseorang Berlaku Toleran dan Menghargai Sesama

Diperbarui: 20 Mei 2022   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Indonesia memiliki lebih dari 1.340 suku yang tercatat Badan Pusat Statistik pada 2010. Dan juga 6 agama resmi yang diakui oleh negara yakni Islam, Kristen, Katolik, Konghucu, Hindu, dan Budha, serta aliran kepercayaan lokal yang telah mulai diterima baru-baru ini. 

Dengan berbagai macam keberagaman atas suku dan agama itu membuat kita tidak heran lagi di bawah lambang garuda Pancasila tercengkeram slogan "bhinneka tunggal ika ".


Namun realitas di masyarakat tidak seindah slogan tersebut. Banyak sekali perlakukan diskriminasi dan juga tindakan rasis yang dilakukan oleh masyarakat kita. 

Hingga saya saat itu memunculkan hipotesis bahwa tindakan-tindakan intoleran tersebut berasal dari kualitas sumber daya manusia kita yang rendah (karena kita tahu negara kita masih ber-flower) atau bisa jadi berasal dari pendidikan kita yang rendah dan tidak merata ini membuat kita tidak tahu cara menghargai sesama.


Hipotesis tersebut saya terus pikirkan hingga saya beranikan untuk bertanya dalam sebuah kelas Psikologi Sosial kala itu kepada dosen saya. Dan jawaban dari dosen saya tersebut sekaligus mematahkan hipotesis saya di awal. 

Saya ingat beliau berkata bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat SDM yang rendah dengan perilaku intoleransi. Karena selain telah membaca jurnal tentang hal tersebut, beliau juga melihat sendiri gurunya yang seorang doktor melontarkan beberapa pernyataan rasis di media sosial pribadinya.


Pernyataan ini lebih meyakinkan saya lagi ketika mendengar berita beberapa waktu lalu tentang seorang rektor ITK yang memberi pernyataan rasis di media sosialnya. Dan juga setahun yang lalu seorang guru besar USU juga melontarkan pernyataan rasisme pula namun hanya kelompok yang dituju yang berbeda. 

Perlu kita tahu bahwa seorang rektor atau guru besar pasti memiliki pendidikan tinggi yang menandakan kualitas SDM yang baik, namun ternyata amat disayangkan melontarkan pernyataan yang dinilai rasis tersebut.


Seseorang dapat melakukan perilaku toleran atau tidak, jika meminjam istilah dari Jean Piaget merupakan hasil dari Skema Kognitif yang dibangun. 

Skema kognitif sendiri merupakan pola pikir yang cenderung tetap dan menjadi dasar bagi seseorang untuk berperilaku. Skema kognitif berasal dari sebuah bentuk hasil dari interpretasi, pemahaman, penyimpulan dari segala bentuk informasi dari luar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline