Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Alam

Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

3 Hal Berikut Dapat Membuat Sinetron Televisi Tidak Monoton

Diperbarui: 21 Maret 2022   19:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

Agak jarang sih saya yang menemukan teman-teman sebaya saya yang sangat suka menonton televisi terkhusus pada sinetronnya. 

Yah mungkin bisa didapati satu-dua, yang mungkin jika tidak nonton bola atau berita, ya menonton band K-pop favorit mereka yang sengaja "ditanggap" oleh perusahaan e-commerce besar tanah air guna sponsor dan branding.


Kadang saya terpaksa menonton televisi selain hal yang disebutkan sebelumnya, pastilah titik "gabut" saya sedang ada dipuncak maksimal. Entah mungkin karena perkembangan teknologi yang menyedot perhatian generasi muda atau juga karena kualitas pertelevisian kita yang sudah tidak relevan lagi dengan kita.


Jujur banyak sekali alasan yang membuat saya enggan untuk untuk duduk berlama-lama didepan televisi, apalagi saat prime time bagi sinetron-sinetron untuk tayang. 

Yah memang dari dulu saya sudah tidak suka sinetron yang ada di televisi, alasannya hanya satu yaitu "monoton".


Jikalau disuruh memilih antara kartun dan sinetron maka sudah pasti saya memilih kartun yang lucu itu. 

Dahulu memang ada masa dimana sinetron dapat merajai dunia hiburan di tanah air. Bahkan sangking terkenalnya pernah dijadikan suatu ajang kampanye politik terselubung seperti yang dilakukan Wiranto dan Hari Tanoesoedibjo yang ikut bermain di salah satu episode Tukang Bubur Naik Haji, walaupun akhirnya juga disemprot KPI.


Namun kembali ke alasan saya yang pertama tadi. Sebetulnya para pencinta sinetron ini sudah jelas kebanyakan berasal dari generasi baby boomers keatas yang sudah lekat akan suatu aturan dan juga sudah menerima apa adanya tidak sekritis para milienial ke bawah. 

Namun sebelumnya ini tidak mendiskreditkan bahwa generasi muda lebih baik dari generasi tua, namun kita bisa melihat kecenderungan perilaku dari mana asal penyuka sinetron ini.


Para generasi tua lebih suka dengan keteraturan dan kondisi yang sebagaimana mestinya, tidak peduli sinetron bahasannya itu-itu saja. Ya sinetron sekarang pastilah tidak lepas dari adanya konflik keluarga dan rumah tangga, percintaan, kepemilikan hak asuh anak, serangan dari orang asing dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline