Lihat ke Halaman Asli

Rahmad Alam

Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seragam Loreng Oranye dan Stereotip Pemalak

Diperbarui: 8 Februari 2022   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: news.detik.com

Memakai seragam merupakan suatu keistimewaan bagi segelintir orang. Dengan memakainya maka akan timbul rasa aman dan kepercayaan diri karena masuk suatu instansi. Walaupun begitu, terkadang beberapa orang di sekitar orang memakai seragam tersebut memberikan suatu stereotip atas seragam yang dipakainya.


Salah satu stereotip yang jelas melekat pada pengguna seragam adalah stereotip buruk yang diberikan kepada organisasi masyarakat bernama Pemuda Pancasila yang khas dengan seragam loreng oranye-nya. 

Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa Pemuda Pancasila sebagai tukang palak atau pengaman hajatan saja.


Walaupun begitu setidaknya kita mesti tahu terlebih dahulu awal dibentuknya Ormas ini dan sepak terjangnya dalam masyarakat hingga mengapa muncul stereotip buruk yang melekat pada mereka.


Sekilas Tentang Pemuda Pancasila


Pemuda Pancasila pada awalnya dibentuk guna melindungi Pancasila dari rongrongan PKI kala itu. Pemuda Pancasila sendiri didirikan pada 28 Oktober 1959 di Jakarta. 

Ormas ini pada awalnya merupakan organisasi turunan dari IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia), yaitu organisasi yang didirikan oleh petinggi militer yang masih aktif seperti Ahmad Yani, AH Nasution, Gatot Subroto dan lainnya sebagai sayap politik.


Pemuda Pancasila pada awalnya merupakan organisasi tandingan yang diperuntukan pada organisasi Pemuda Rakyat yang merupakan turunan dari PKI kala itu.

 Pemuda Pancasila aktif menyebarluaskan Ideologi Pancasila disamping kala itu menyebar pula paham komunisme di Indonesia.


Kadang juga organisasi ini mengalami kontak fisik dengan PKI dan organisasi turunannya yang menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline