Oleh : R. Amran
Aku hanyalah jurnalis, penenun kata yang hidup di batas senja,
Menyelami setiap sudut kota, mengumpulkan cerita yang tersembunyi.
Namun malam itu, kutemukan dirimu, Kinan,
Perempuan malam yang langkahnya lirih, penuh makna yang tak terucap.
Kau hadir seperti bayangan yang malu-malu,
Menyentuh hatiku tanpa pernah bersuara.
Ada luka dalam pandanganmu, luka yang tak kau bagi,
Namun aku menangkapnya dalam diam yang dalam, dalam sepi yang berlapis.
Meskipun kata-kata tak buat kenyang,