Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Abd Fatah

Dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara

Yang Mati Bukan Cengkehnya

Diperbarui: 21 Januari 2023   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Oleh; Rahmat Abd Fatah

Moloku kieraha
Tuhan mencipta
kau
sepenggal firdaus di bumi
kau
kemilau di mata
kau
syahdu di jiwa
kau
Teduh rupa
Kau
Ter-alasi rindu,di seanteromu

Bersamamu, sajak(ku) hidup,
Syairku bangkit, melaju bagai kora-kora
melintasi pulau demi pulau
Tuhan telah memilih
kau
memikul cengkeh
kau
menggendong pala

Padamu  benua seteru
Padamu janji di seru
Padamu janji menjagamu
Lalu janji dan tinggal janji

Padamu jua, saudara berjibaku
lalu darah mendarah, air mata melaut, dalam tarung. Kau
terjerembab, kering kerontang

Masihkah negeri rempah
Menghiasi roman dan aroma negeri ini
Masihkah cengkeh bagai ibu kandung
Menjaga martabat moloku kieraha
Ber-abad abad lamanya

Negeri rempah yang pilu
Cengkeh hidup di redup
Di atas pusaramu
Mereka memadu kasih

aku
terhenyak, para belia riang rayakan kematian ibu kandung
aku
pilu, mereka bilang: wisata  cengkeh mati, menggigil, tangan terkepal,
aku
teriak: Bukan yang mati bukan cengkehnya
Cengkeh tak mati, hati yang mati, putusan yang tak hati-hati.

Fitu,30/4/2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline