Lihat ke Halaman Asli

Gimana Kalau Masyarakat Indonesia Mandiri Aja?

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelumnya mungkin banyak yang berpikir bahwa tulisan itu ya hanya tulisan bukan hal nyata dalam perbuatan.

“Tapi paling tidak tulisan akan memberikan gambaran, gambaran itu akan dicerna oleh pikiran, dan apa yang dipikiran itulah yang berpotensi akan dilakukan”

Yah tulisan ini sebenarnya berasal dari pikiran ketika menuggu teman isi bensin di pom. Jadi diantrian yang panjang itu saya berfikir bahwa BBM merupakan hal yang sangat vital bagi masyarakat. Tetapi subsidi pemerintah yang digunakan agar harga bensin itu tetap “6500 rupiah” perliter itu juga tidak sedikit.

Sebenarnya banyak juga permasahan lainnya di Indonesia yang sebenarnya masyarakat mampu melakukan sendiri tapi lebih sering menuntut ke pemerintah, contoh lainnya adalah gas yang digunakan untuk memasak. Beberapa waktu lalu sempat terjadi protes di masyarakat karena harga gas melonjak tinggi, nah bagaimana jika masyarakat sudah kreatif untuk membuat sendiri biogas yang itu berasal dari limbah manusia itu sendiri tidak akan ada yang protes ketika harga gas naik karena mereka tidak menggunakannya. Dan kenapa kita harus Import beras? Negara kita adalah negara yang kaya setiap daerah punya makanan daerah masing-masing yang itu juga belum tentu terbuat dari beras.

Percayakah kita bahwa Universitas di Indonesia khususnya yang Fakultas Teknologi bisa membuat bahan bakar alternative untuk bahan bakar minyak?

Percakah kita bahwa mahasiswa Indonesia Fakultas Ilmu Komunikasi, mampu mem-branding segala macam produk bikinan Indonesia sendiri sedemikian rupa sehingga masyarakat Indonesia secara umum tahu dan mau menggunkaan barang local yang tidak tergantung lagi dengan pemerintah. Dan juga semua mahasiswa atau masyarakat lainnya mempunyai peran dalam kehidupan di masyarakatnya

Tentu kita percaya!

Seperti yang kita ketahui memang pemerintah kita termasuk pemerintahan yang korup. Tetapi pepatah lama tetap berkata “Lakukan apa yang bisa kamu lakukan untuk Negaramu dan jangan hanya memikirkan apa yang bisa dilakukan Negaramu untukmu”

Bukan berarti saya menolak perjuangan teman-teman yang berdemo menuntut haknya. Tetapi bagaimana luar biasanya efek jika cara berpikir “masyarakat mandiri” dapat diaplikasikan di kehidupan. Menuntut adalah menyuruh orang lain untuk memnuhi hak kita, kadang walaupun hak sudah didapatkan masih ingin menuntut lagi untuk suatu yang lebih.

Ketika masyarakat sudah mandiri dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat itu sendiri maka itu juga akan mengurangi jumlah pengangguran di negeri ini.

Saya membayangkan pergi ke kampus dengan kendaraan yang “made in Indonesia” beli bensin yang “made in Indonesia” dan sesampainya di kampus bertemu dengan banyak mahasiswa dari luar negeri yang belajar di Indonesia karena kualitas Indonesia yang bagus.

Kemudian dana-dana yang seharusnya dipakai untuk subsidi masyarakat bisa dialihkan lagi ke dalam hal yang lebih penting misalnya pemerataan pendidikan, tata kota agar tidak macet, faslitas pariwisata, pelatihan untuk yang belum dapat perkerjaan dll, karena masyarakat sudah bisa mandiri memenuhi kebutuhan untuk diri sendiri.

Konsep ini dapat terwujud jika berbagai elemen masyarakat mau untuk bersatu dalam membentuk system baru cara pikir masyarakat mandiri dan mengesampingkan sedikit dalam pencarian untung dan tonjolkan ke arah social untuk Indonesia yang lebih baik.

Jangan salahkan Indonesia atas system yang ada di dalamnya karena kita juga lah yang membentuk system itu.

Sekian dan semoga konsep ”Masyarakat Mandiri” mampu terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline