Lihat ke Halaman Asli

Review Batman v Superman: Dawn of Justice

Diperbarui: 28 Maret 2016   05:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber foto: http://www.monstersandcritics.com"][/caption]Selama 2 jam 25 menit, Rabu (23/3), saya sudah menghabiskan waktu untuk menonton Batman v Superman: Dawn of Justice di Cibinong City Mall (Bogor). Empat hari kemudian Minggu (27/3), saya kembali nonton di Blitz Pacific Place, tapi kali ini diajak dan dibayarin.

Setelah menonton, kesimpulan saya film ini biasa saja cenderung mengecewakan. Ini alasannya…

Adegan awal adalah kilas balik kehidupan Bruce Wayne kecil yang ditinggal wafat oleh kedua orang tuanya, karena ditembak oleh perampok di jalan. Bruce kecil yang sedih berlari ke hutan dan jatuh ke lubang yang ternyata merupakan gua kelelawar.

Di sini, cerita mulai putus benang merahnya dari seluruh cerita film Batman yang pernah saya tonton, karena Wayne kecil berhasil keluar dari lubang tersebut dengan diarak terbang oleh kerumunan kelelawar.

Saya jadi tetap berkesimpulan pemeran Batman terbaik adalah Christian Bale dengan trilogi film Batman yang pernah dibintanginya.

Kembali ke Batman v Superman: Dawn of Justice. Setelah adegan Wayne kecil terjatuh, adegan tiba-tiba melompat ke masa depan saat Wayne dewasa (Ben Affleck) melihat pertarungan Superman(Henry Cavill) vs Jenderal Zod di kota Metropolis, dan menganggap Superman sebagai “kebohongan yang indah “  (beautiful lies), karena dianggap biang kerok yang menghancurkan kota Metropolis.

Lho, bukannya Batman kotanya selama ini di Gotham…

Sejak peristiwa pertarungan dua mahluk kripton tersebut, Batman jadi benci pada Superman, dan memotivasinya untuk mencari tahu kelemahan man of steel. Dan yup, sebagaima sudah jadi rahasia publik sejagat, kelemahan Superman adalah batu kripton.

Tidak mudah Bruce Wayne alias Batman berburu batu kripton. Dia harus bersaing dengan orang super kaya lain Alexander Joseph Luthor alias Lex Luthor yang diperankan Jesse Eisenberg.

Di sisi lain, Clark Kent alias Superman ternyata cukup berang dengan aksi  main hakim sendiri Batman. Perseteruan kedua superhero inilah yang dimainkan sebagai kartu AS oleh Lex Luthor untuk mengadu domba keduanya bertarung sampai salah satunya mati.

Luthor menyebut peristiwa itu sebagai pertarungan gladiator terbaik sejagat semesta versi DC Comics, pertarungan dewa versus manusia, pertarungan malam versus siang. Siapa yang menang? Zack Snyder sang sutradara ingin menunjukkan jika kecerdasan, kemauan dan kerja keras dapat mengalahkan bakat alami. Seperti kata Batman, “Orang tuaku mengajarkan berbeda, kita harus memaksakan keadaan untuk dapat memenangkan pertarungan.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline