Mahasiswa diidentikkan sebagai generasi yang kritis terhadap persoalan bangsa. Mahasiswa sebagai pemuda yang memiliki posisi yang sangat penting di masyarakat. Mahasiswa sebagai penyambung lidah rakyat (Soekarno). Namun di masa kini, peran mahasiswa terkesan dimanfaatkan oleh para elit politik yang memiliki kepentingan tertentu. BEM yang secara nyata digiring untuk melakukan aksi dalam rangka menyuarakan pendapat atas nama rakyat, padahal mahasiswa yang bergerak itu sudah di isi sakunya dengan lembaran yang berwarna biru dan merah.
Pada ajang pesta demokrasi tahun 2019, mahasiswa begitu tertarik terhadap ajakan para elit politik, sebab dengan ajakan tersebut maka mereka akan mendapat uang jajan untuk bayar kosan. Akibatnya, para aparat pun sangat sulit mendeteksi mana mahasiswa yang bertindak tidak sesuai ideologi dan prosedur. Para aparat pun akan melakukan sebuah universalisasi yang berdampak buruk terhadap masyarakat.
Kini, apa peran komunitas mahasiswa di selain bikin onar? Tentu pandangan ini berdasarkan tindakan politik yang telah terjadi beberapa tahun terakhir. Mahasiswa dikampus memiliki beban akademik yang padat. Komunitas di kampus memang tidak memiliki peran yang signifikan terhadap masyarakat. Berbeda apabila organisasi tersebut sudah terintegrasi dengan jaringan Nasional atau lebih sempit dari itu. Sebab dengan jaringan tersebut akan memudahkan mereka untuk melakukan aksi sosial (sisi positifnya) maupun aksi massa yang belum tentu bermanfaat bagi masyarakat.
Dewasa menjadikan peran mahasiswa menjadi remang-remang, mereka akan dikagumi oleh orang yang menyuruh aksi, dan mereka akan dikecam oleh orang yang tidak melihat sisi balik sebuah tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H