Hilangnya kepercayaan diri bangsa Indonesia.
Apakah pembaca merasa bahwa diri anda akan berhasil meraih cita tanpa optimisme? Ini adalah sebuah pertanyaan yang tidak perlu dijawab dalam tulisan ini, sebab orang yang pernah merasakannya pasti akan mengatakan demikian. Tanpa optimisme, maka segala impian akan sirna. Kepribadian yang melekat pada diri bangsa Indonesia yang berdampak negatif adalah kepribadian perbudakan.
Kepribadian itu diproses dari beberapa generasi, jiwa budak yang dimiliki bangsa secara umum dibentuk saat penjajahan belanda. Inilah salah satu yang melatarbelakangi munculnya pernyataan "tantangan yang paling besar adalah tantangan melawan bangsa sendiri". jiwa perbudakan itu merambah ke seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak mampu bangkit dari keterpurukan.
Abad 19 menjadi moment yang mencoba mematahkan jiwa perbudakan yang ditandai dengan proklamasi oleh Soekarno-Hatta. Namun, peristiwa proklamasi belum mampu melepaskan jiwa perbudakan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Segelintir tokoh daerah maupun nasional dari berbagai dekade mencoba merintis ide melepaskan diri dari jiwa perbudakan, namun masyarakat yang menderita jiwa perbudakan masih dalam kategori mayoritas hingga kini.
Mengkambinghitamkan sejarah.
Menghakimi sejarah adalah tindakan yang keliru, sejarah yang seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi justru dijadikan sebagai alasan untuk tidak bergerak maju. Ketika tidak bergerak maju mungkin dalam kategori parah, namun apabila memberikan pengaruh terhadap orang lain agar melakukan hal sama, ini adalah pelaku kriminal sejarah dan menghambat kemerdekaan ide.
Wawasan yang sempit terhadap sejarah bangsa itu justru menjadi penyebab terjadinya pelaku kriminal sejarah, sebab oknum yang menghakimi sejarah justru hanya mengambil sampel saat bangsa sedang di jajah. Para pelaku tindak kriminal sejarah seharusnya melihat masa kejayaan bangsa ini pada masa sebelumnya jika ingin melepaskan diri dari keterpurukan.
Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya bahwa Sejarah seharusnya dijadikan sebagai bahan evaluasi, dengan menjadikannya sejarah sebagai bahan evaluasi, kesalahan yang terjadi di masa lalu dapat diminimalisir, sedangkan sejarah yang menorehkan tinta emas harus dijadikan cambuk untuk memerdekakan ide.
Lepaskan isu yang tidak membangun dan teruskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Geo-Politik Nasional akan selalu berjalan secara dinamis, terdapat yang pro terhadap pemerintah dan ada yang memilih sebagai pengawas pemerintah atau oposisi politik. Tentunya dapat menimbulkan kegaduhan di masyarakat.