Manusia diberikan potensi berupa akal untuk berpikir. Dengan potensi itu manusia diangkat sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Manusia dengan potensi akalnya dapat melakukan sebagai eksperimen, menganalisis, merenungkan, menunjukkan alasan-alasan, membuktikan sesuatu, menggolonggolongkan, membandingkan, menarik kesimpulan, dan membahas secara realitas terhadap permasalahan yang mengharuskan ia berpikir.
Telah banyak penafsiran “belajar yang dilakukan oleh beberapa ahli dan juga orang-orang tersohor dalam hal pendidikan. Akan tetapi tak jarang juga perumusan dan tafsiran berbeda satu sama lain. “A process that leads to change, which occurs as a result of experience and increases the potential of improved performance and future learning.
”Belajar merupakan proses yang menuntun kepada perubahan, yang mana terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan bertambahnya potensial dari performa yang meningkat dan juga pembelajaran di masa yang akan datang”. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.
Ada juga yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya. Sedangkan pengertian mengajar lebih dikenal sebagai proses mengarahkan seseorang agar lebih baik dan mengalami perubahan yang berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H