Langit tampak gelap ketika sebagian orang pun masih lekat dengan lelap. Satu Januari 2020, beberapa titik keramaian yang tersebar di banyak kota dan kabupaten di Indonesia, tergolek tak bernyawa dalam gundukan sampah sisa pesta. Euphoria perayaan pergantian tahun, hampir selalu menyisakan pemandangan tak sedap di beberapa titik keramaian.
Selepas subuh, beberapa orang berseragam kaus biru dan hitam, tampak berbondong-bondong membawa peralatan kebersihan. Sapu lidi dan kantong sampah ukuran besar berada di hampir setiap genggaman. Mereka bukan lah pegawai Dinas Kebersihan yang mendapat upah dari pemerintah. Mereka adalah tim 'Clean The City'. Sebuah komunitas yang selalu hadir membersihkan sampah-sampah sisa ingar-bingar keramaian kota.
Beberapa personel komunitas ini tampak sigap, tak membiarkan secuil sampah pun tertinggal mengotori pusat kota, alun-alun, halaman masjid, pantai, dan juga objek-objek lainnya. Tidak hanya di kota besar, mereka pun tersebar di titik ramai di kabupaten, dari ujung barat hingga wilayah timur Indonesia.
Clean The City adalah sebuah gerakan sosial peduli lingkungan dibawah naungan Majelis Khudamul Ahmadiyah Indonesia, yang tampak selalu hadir pada even-even yang mengundang keramaian khalayak. Mereka datang bukan untuk turut merayakan pesta, melainkan untuk mengampanyekan kebersihan pada masyarakat dengan membantu membersihkan sampah-sampah pasca terselenggaranya acara.
Lihat saja, bukan hanya berisi para pensiunan layaknya komunitas sosial yang ada. Komunitas ini terdiri sebagian besar atas pemuda-pemuda, mahasiswa, dan bahkan siswa sekolah dan anak-anak. Sebuah kesadaran sosial tinggi yang terbangun atas dasar keikhlasan semata. Perayaan malam pergantian tahun hanyalah salah satu target 'sapu bersih sampah' yang mereka agendakan. Masih banyak lagi ingar-bingar pesta yang hanya berakhir dengan sampah, namun tersapu bersih di tangan mereka.
Mengusung tema 'Awali dengan Kebersihan', komunitas ini serempak bergerak di awal tahun 2020 menuju lebih dari 70 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Tahun 2020 adalah tahun ke-5 partisipasi aktif komunitas ini dalam turut menjaga kebersihan kota. Konsistensi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat, tentang kegiatan sederhana yang tidak sekadar memberi manfaat kepada sesama, tetapi juga memiliki nilai ibadah sebagai makhluk Tuhan yang wajib bersinergi baik dengan lingkungan.
Ini adalah sebuah gerakan sederhana, namun bermakna. Karena bukan pesta pora yang dilakukan seorang ahmadi untuk merayakan tahun baru, melainkan segudang syukur atas nikmat-nikmat Tuhan yang senantiasa melekat erat dalam hati. Rasa syukur itulah, yang terimpelementasikan pada perilaku yang harus senantiasa memberikan manfaat kepada sesama manusia, tanpa melihat secuil perbedaan apapun. Love for All, Hatred for None.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H