Lihat ke Halaman Asli

Rahma Roshadi

Freelancer Bahagia

Keterbukaan, Cara Ahmadiyah Dinginkan Fitnah

Diperbarui: 7 Oktober 2019   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar koleksi pribadi

Minggu pagi di kota Semarang. Seperti biasa, tumpah ruah masyarakat di arena car free day kawasan simpang lima menggantikan tumpukan kendaraan. 

Bukan hanya untuk berdagang, arena car free day sudah lazim digunakan pula untuk mereka yang ingin berbagi informasi tentang kegiatan organisasi atau pentas seni. Mulai dari kegiatan mahasiswa, orasi dan aksi teaterikal, kegiatan sosial, dan beberapa stan organisasi yang memperkenalkan eksistensi.

Ada yang menarik di arena CFD minggu ini, yaitu sebuah stan informatif dari organisasi keagamaan, Jemaat Ahmadiyah Cabang Semarang. Berdiri di sekitaran jalan Pahlawan, mereka membawa serta informasi dari literatur internal berupa buku dan brosur, tak lupa hadir pula beberapa pengurus yang melayani dengan ramah setiap pengunjung yang berkenan menghampiri.

Sebuah standing banner bertuliskan "Love For All, Hatred For None", sepertinya menjadi daya tarik yang kuat bahwa mereka bukan sekte ekstremis yang menutup diri dari yang berbeda pendapat. Mengapa? 

Tanpa perlu orang tahu bahwa mereka adalah organisasi keagamaan, pesan tersebut secara tersirat menyampaikan makna damai dan ajakan untuk menebarkan benih cinta kasih kepada sesama, menggantikan syak wasangka di antara semua manusia.

Jemari ini sejenak terusik untuk mencari informasi lebih dalam lewat 'mbah google' dengan kata kunci 'ahmadiyah'. Beberapa informasi berita dan situs rujukan banyak terpampang di banyak laman, dan hampir berimbang antara suguhan data objektif dengan kritikan negatif. 

Beberapa situs berita bahkan belum menarik tulisannya tentang ahmadiyah sebagai aliran menyimpang.Tidak puas hanya membaca, kaki ini seperti meronta untuk, lebih baik, langsung bertanya.

Ternyata rasa penasaran ini juga menular ke beberapa penikmat CFD yang lain. Beberapa dari mereka sudah lebih dulu merapat untuk sekedar membaca buku dan brosur yang terpajang di meja. Sekilas terbaca judul-judul buku yang islami, tetapi tetap objektif dan informatif. 

Lebih dalam dari itu, slogan damai yang terpampang didukung pula oleh tampilan banner serupa yang menampilkan berita penyebaran ajaran Islam ke berbagai sudut dunia oleh pimpinan internasional jemaat ini, yang mereka akui sebagai khalifah rohani.

Mendengar kata khalifah, telinga ini seperti tidak asing dengan ingar-bingar permintaan beberapa organisasi keagamaan di Indonesia yang meneriakkan hal serupa. Tapi rasanya ada yang berbeda dengan khalifah yang mereka maksud, dengan khalifah yang ada di ahmadiyah ini. 

Karena tidak pernah terdengar mereka meminta 'porsi' negara, melainkan tetap tunduk pada kedaulatan NKRI. Begitu pula ahmadiyah di negara-negara yang lain, yang menurut informasi dari obrolan dengan penjaga lapak, saat ini jemaat ahmadiyah sudah tersebar di 213 negara. Wow!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline