Lihat ke Halaman Asli

Rahma Roshadi

Freelancer Bahagia

Fractional Reserve Banking

Diperbarui: 11 April 2019   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

"Saya enggak ambil kredit. Cuma nabung."

Demikianlah keluguan kebanyakan orang, yang menganggap simpanan uangnya di tabungan adalah jauh dari riba.

Saya hanya berharap, semakin banyak orang yang mau mengambil hidayah tentang pemahaman riba, dan juga semakin banyak orang yang jujur, bahwa alih-alih membantu para pelaku usaha, mereka justru sedang melakukan tipu daya.

Ada kondisi dimana seorang yang menyimpan uangnya di bank (menabung), merasa bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kegiatan ekonomi biasa. Tidak ada kewajiban membayar bunga, sehingga menganggap dirinya jauh dari riba.

Mereka juga beranggapan bahwa bunga tabungan yang diterima adalah hal yang wajar, karena uangnya yang disimpan di rekening tabungan, adalah sebuah bentuk 'membantu' memberikan modal pada bank dan mencapai performa pengumpulan dana pihak ketiga yang ditargetkan.

Uang tabungan tersebut, sebenarnya, adalah sejumlah nominal yang nantinya akan digunakan oleh bank untuk 'diputar' dalam bentuk pemberian kredit kepada orang lain.

Uang yang kita tabung, sebenarnya sedang dipinjam oleh bank, sebagai modal pemberian kredit kepada debitur bank tersebut. Artinya lagi, seharusnya akad yang terjadi antara penabung dengan bank, tercatat sebagai akad pinjam uang, bukan titip uang.

Kok bisa? Karena uang tabungan kita dipinjam oleh bank.

Kalau dipinjam, artinya ada kemungkinan tidak kembali? Betul. Kan pernah terjadi waktu kasus Bank Century, seorang nasabah dari Surabaya yang sampai joged-joged setengah gila karena dana di rekening tabungannya raib.

Jadi pekerjaan bank itu sebenarnya penyimpan uang orang atau pemberi pinjaman ke orang? Bank, adalah lembaga yang memberikan pinjaman kepada orang lain, menggunakan uang yang bukan miliknya. Dan inilah yang mereka sebut sebagai 'memajukan perkembangan ekonomi'.

Masa sih bisa hilang? Bukankah informasi sudah demikian terbuka, sehingga bank harus memberikan laporan keuangan secara terbuka di media cetak? Dan jika dilihat, angka asetnya spektakuler kok. Rasanya enggak mungkin sampai tidak bisa bayar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline