Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Gaya Hidup Konsumtif Gen Z Mempengaruhi Kualitas Hidup di Indonesia

Diperbarui: 2 Juni 2024   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Generasi Z, kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, telah menjadi sorotan utama dalam perubahan budaya konsumsi di Indonesia. Kemudahan akses terhadap teknologi dan media sosial telah memperkuat gaya hidup konsumtif Gen Z, yang semakin terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, memberikan dampak yang substansial terhadap dinamika sosial dan ekonomi negara ini.

Salah satu fenomena yang sangat mencolok dari gaya hidup konsumtif Generasi Z adalah peningkatan signifikan dalam pengeluaran untuk barang-barang dan layanan yang tidak selalu merupakan kebutuhan pokok. Menurut survei oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran rumah tangga untuk produk non-esensial meningkat sekitar 25% selama lima tahun terakhir. Tren belanja online yang meningkat, kecenderungan untuk selalu memiliki gawai terbaru, dan minat yang kuat pada merek-merek terkenal telah menjadi pendorong utama dari budaya konsumsi yang cepat dan terus-menerus. Meskipun pada awalnya hal ini mungkin memberikan kepuasan yang instan, dampak jangka panjangnya terhadap kualitas hidup serta aspek sosial dan lingkungan menjadi semakin meragukan.

Perlu diakui bahwa gaya hidup konsumtif Generasi Z memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek, termasuk keseimbangan keuangan, kesehatan mental, dan lingkungan. Pengeluaran yang tidak terkendali dapat mengakibatkan masalah keuangan yang serius di masa depan, terutama ketika tidak diimbangi dengan perencanaan keuangan yang bijaksana. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa lebih dari 60% dari generasi muda Indonesia memiliki tingkat utang yang tinggi relatif terhadap pendapatan mereka. Tekanan untuk terus terlihat "kaya" atau "on trend" di media sosial seringkali menjadi pemicu stres dan kecemasan yang tidak perlu, karena individu merasa perlu untuk menyesuaikan diri dengan gambaran gaya hidup yang ditampilkan secara berlebihan. Selain itu, meningkatnya konsumsi barang-barang baru cenderung berkontribusi pada masalah lingkungan, seperti peningkatan jumlah sampah dan penggunaan sumber daya yang berlebihan, memperburuk dampak negatif terhadap ekosistem global. Studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan bahwa sampah plastik di Indonesia meningkat hingga 10% setiap tahunnya, sebagian besar disumbangkan oleh kemasan produk konsumtif.

Sebagai penulis, saya menganggap gaya hidup konsumtif Gen Z sebagai fenomena yang perlu mendapat perhatian serius. Meskipun saya menghargai kebebasan individu dalam memilih pola konsumsinya, saya sadar bahwa kita perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebiasaan konsumtif ini. Untuk mengatasi permasalahan ini, saya percaya generasi sebelum Gen Z memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan memberikan contoh yang positif kepada Gen Z. Dengan memberikan arahan dan inspirasi yang tepat, generasi sebelumnya dapat membantu membentuk pola pikir dan perilaku yang lebih berkelanjutan di kalangan Gen Z dalam hal konsumsi.

Generasi sebelum Gen Z memiliki potensi besar untuk membimbing generasi ini agar tidak terjebak dalam pola hidup konsumtif. Mereka dapat melakukan hal ini dengan memberikan pendidikan keuangan yang kuat, mempromosikan nilai-nilai sederhana dan hemat, serta memberikan contoh tentang bagaimana menilai kebahagiaan dan kepuasan dari hal-hal yang tidak berkaitan dengan benda material. Selain itu, mereka dapat mendukung kegiatan dan inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan mengurangi konsumsi berlebihan. Dengan menjadi mentor yang baik, mereka dapat membantu membentuk pola pikir dan perilaku Gen Z yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan serta keuangan mereka.

Untuk menciptakan masyarakat yang seimbang dan berkelanjutan, semua generasi perlu bergandengan tangan dalam meningkatkan kesadaran akan dampak negatif dari gaya hidup konsumtif. Ini melibatkan promosi nilai-nilai yang berfokus pada keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengadopsi pola pikir ini, kita dapat membangun lingkungan yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang. Langkah-langkah praktis seperti mengurangi limbah, menggunakan energi terbarukan, mendukung produk lokal, dan mendidik diri sendiri serta orang lain tentang pentingnya pelestarian lingkungan dapat membantu kita mencapai tujuan ini. Semakin banyak individu yang terlibat dan berkontribusi dalam upaya ini, semakin besar dampak positifnya bagi masa depan bumi dan semua makhluk yang tinggal di dalamnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline