Lihat ke Halaman Asli

Rahman Wahid

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Puisi | Kepandiran

Diperbarui: 10 Oktober 2019   19:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: Pixabay/12019

Kekecewaan sertai kegagalan yang datang menghampiri dalam kelamnya malam. Menemani kesendirian dengan kesedihan. Daya upaya terkuras untuk menggapai sebuah angan utopis. Berharap harap pada sebuah hal yang sukar digenggam. Sampai, keputusasaan akan target pencapaian menjadi bualan yang tak terelakan.

Salah. Derap langkah terarah ke jalan penuh darah. Mempertemukan pada fenomena sarat penyesalan. Peluh menetes tanda kegetiran, darah terkesiap bukti keresahan. Ihwal salah, memang sesal ujungnya. Menghakimi diri sebegitu keji. Menyalahkan kealpaan pemikiran.

Batin mengerang dalam kesunyian, kesal berkecamuk, berkelindan atas kebebalan. Mengapa, mengapa tak ada kuasa tuk menghindar? Membiarkannya meleset. Garis takdir jadi musuh abadi penghalang kehendak. Membatasi penghasilan terhadap angan.

Keberadaannya membuat jalan oleng dan bias. Membawa jatidiri ke pusaran kehinaan yang tak diinginkan. Menjadikan bodoh, gugup. Memaksa, menarik tanpa basa-basi, ia menjerumuskan pada kenyataan hidup memilukan. Disertai gemuruh, dikawani topan.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline