Lihat ke Halaman Asli

Tak Ada Makan Siang Gratis, Nak!

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428119819168927025

[caption id="attachment_359011" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi Gambar: http://id.zulkarnainazis.com"][/caption]

Anak saya, Breaking R. Patiwi yang saat ini baru berusia dua tahun dua bulan. Iking, begitu sapaan pendeknya. Suatu ketika ia lambat bangun di pagi hari. Melihat tak ada lagi ayah bunda disampingnya, iapun menangis. Ketika saya menampakkan diri dibalik pintu kamar, dalam keadaan terlentang diatas kasur Ikingpun mengangkat kedua tangannya sambil menangis, pertanda minta diambil.

Saya hanya berkata “Sini nak, bangun dulu baru ayah peluk.” Apa yang terjadi? Alih-alih mengharapkan bangun, Iking malah menaikkan intensitas volume tangisannya.” Jika anda selaku orang tua kira-kira apa yang anda lakukan? Boleh jadi tanpa pikir panjang langsung mengambilnya. Atau malah emosi. NamunSaya berpikir, inilah saatnya dimana saya sejatinya tidak mengenal kompromi jika terkait soal the rule of life.

Bagi saya prinsip “No Free Lunch” Mengikat setiap anak sekalipun, bila sudah memasuki usia 2 tahun. Hanya saja tentu dengan cara yang bijak sesuai kapasitasnya. Saat iking terus menangis, namun saya tetap harus tegas, tapi juga tetap lembut. Akhirnyadengan nada datar sayapun berujar “Nak, kalau Iking tidak bangun dulu ayah tidak bisa ambil. Dan meskipun Iking terus menangis, ayah tetap akan bergeming. Ayo, bangun sayang..!

Akhirnya Ikingpun bisa mengerti, meski masih nampak terpaksa. Di hari-hari berikutnya ia sudah faham dan enjoy dengan aturan itu. Ketika Iking sudah faham, sayapun menaikkan lagi tantangannya. Bila terlambat bangun, bukan lagi agar Iking bangun dulu baru bisa saya ambil dan peluk, namun ia harus turun dari kasur dan berjalan dulu ke arah pintu kamar baru ayah dan bundanya sambut dengan pelukan hangat.

Awalnya, lagi-lagi saya berhadapan dengan amukan egosentrisnya. Namunsaya tetap berusaha tenang dan tidak mudah terpancing emosi, tetapi juga tetap konsisten. Karena sesungguhnya tangisan memang tidak selamanya harus DIHENTIKAN, tetapi tangisan harus DIEDUKASI.Alhasil, aturan kami lalui dengan happy ending. Kini bila Iking bangun tidur di pagi hari langsung saja jalan keluar kamar untuk mendapatkan pelukan hangat dari orang tuanya.

“No Free Lunch” adalah sebuah aturan yang masuk dalam ranah the rule of life. Artinya sesuatu yang pasti anak akan hadapi kelak ketika telah besar dan memasuki kehidupan riilnya sendiri. Orang tua yang bijak adalah mereka yang mampu menangkap aturan-aturan yang ada di kehidupan nyata, lalu menariknya lebih cepat masuk kedalam ranah keluarga sebagai sebuah proses pendidikan dan pembelajaran dini.

So, mari mewujudkan anak yang tangguh dengan mempersiapkan sejak dini. Sebab memang pada kenyataannya, There is no free for lunch.

Terima Kasih, Moga Manfaat.

Rahman Patiwi

Praktisi Parenting dan Pemerhati Pendidikan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline