Lihat ke Halaman Asli

Ayah Bunda, Beri Aku Semenit Saja, By @RahmanPatiwi

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Banyak diantara kita, yang terlalu sibuk bekerja.Mungkin harus pergi pagi sebelum anak bangun, dan pulang malam setelah anak tidur kembali. Semua itu alasan kita demi anak. Padahal ketahuilah, boleh jadi yang dibutuhkan anak hanya simpel dan sederhana, tetapi sangat powerful dalam masa-masa awal tumbuh kembang mereka. Namun sayangnya itu kerap terabaikan oleh suara hati kita.

Anak mungkin pernah mencoba untuk mengatakannya, namun lagi-lagitertutup oleh superior kita yang selalu ditampakkan didepan mereka dengan alasan jaga imej. Anak mungkin kerap meminta untuk ditanya, namun kitapun tidak pernah menanya. Alasannyapun klasik, lagi-lagi soal jaga Imej. Alhasil, boleh jadi anak kita hanya menuliskannya diatas secarik kertas, lalumenyelipkan itu di bawa bantal kamarnya, tanpa tahu kepada siapa ia harus mengadu. Tahukah kita apa pesan surat tersebut? Ijinkan saya menebaknya, dan sangat boleh jadi, ini dia pesan permintaan sederhananya, yang tertera di balik isi surat itu:

Beri Aku Semenit Saja

Saat engkau bangun di pagi hari, aku memandangmu,dan berharap engkau akan berbicara kepadaku, walau hanya sepatah kata, atau mungkin sekedar tersenyum. Tapi aku melihat engkau begitu sibuk, mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Diselah kesibukan kantormu, tak jarang engkau istirahat sejenak. Kukira engkau akan menelponku meski sekedar menyapa. Namun engkau hanya menelepon teman-temanmu untuk mendengarkan gosip terbaru pagi ini.

Setelah kembali kerumah, kupikir engkau akan segera menghampiriku, memelukku, atau sekedar menanyakan kabarku. Tetapi engkau terus menghampiri meja makan, dan langsung istirahat.

Padahal…. Aku tak pernah meminta waktumu lebih dari waktu kerjamu, atau waktu bersama teman-temanmu. Aku hanya minta semenit saja, waktu bersama denganmu, duduk disampingku, membelai rambutku, atau sekedar menanyakan kabarku hari ini.Tapi rasanya satu menit, adalah waktu yang begitu sulit bagiku.

Namun baiklah….. Mungkin aku harus lebih bersabar menunggu hingga hari libur tiba. Tapi ternyata, engkau malah sibuk menjalani kegemarannmu, bersama teman-temanmu. Aku hanya bisa melihatmu dari kejauhan, sambil membayangkan betapa bahagia rasanya, jika itu adalah aku. Yah…. aku yang ada disana bersamamu.

Apa salah dan dosaku padamu Ayah…? Apakah salah dan dosaku padamu Ibu….? Apakah kehadiranku memang tidak engkau harapkan. Apakah engkau lebih tertarik pada yang lain ketimbang aku? Ataukah ada alasan lain yang tak bisa kumengerti.

Oh Tuhan… Apakah salah jika pada akhirnya, akupun tidak lagi mau mempedulikannya. Yah… tak lagi memperdulikan kata-katanya. Atau bahkan….. tidak lagi mengharap kehadirannya. Oh Ayah dan ibu, ketahuilah aku rindu perhatianmu, sentuhan kasih sayangmu. Ikhlaskanlah itu padaku, walau hanya….. Semenit Saja.

Goresan Hati, Diawal November 2014

Darikuyang selalu menanti perhatianmu.

Tertanda

Anakmu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline