Lihat ke Halaman Asli

Mendesain Takdir: Mengubah di Luar dengan Cara Mengubah di Dalam

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14210648811939230371

[caption id="attachment_345980" align="aligncenter" width="651" caption="Sumber: http://johanes-budi-walujo.blogspot.com/2013/07/merencanakan-masa-depan-yang-baik.html"][/caption]

Banyak orang menginginkan perubahan yang lebih baik, namun kerap dengan menggunakan pendekatan yang keliru. Ketika terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan, mereka cenderung menyalahkan sesuatu yang berada disisi external diri. Keluarga kurang harmonis, menyalahkan pasangan. Anak sulit diatur, menyalahkan anak. Karier tidak naik-naik, menyalahkan atasan. Dan masih banyak lagi lainnya.

Benarkah mereka yang menjadi penyebab utama? Seringkali malah tidak. Saya sangat terkesan pada sebuah kisah yang terukir indah di batu nisan mendiang Westminster Abbey. Ia seorang genius besar dunia, dan arsitek kerajaan Inggris, perancang maha karya gereja Katedral di London. Berikut isi tulisannya, dikutip dari Indonesia Strong From Home:

“Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia ini agar bisa menjadi lebih baik. Lalu Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tiada pernah menjadi lebih baik.

Maka cita-cita itupun agak kupersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku sendiri. Namun tampaknya hasrat itupun tiada membawa hasil.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku sendiri, yakni orang-orang yang paling dekat denganku, namun celakanya merekapun ternyata tidak mau berubah !
Dan hari ini sementara aku berbaring untuk menanti ajal, tiba-tiba saja kusadari:

‘Seandainya saja dulu aku berpikir bahwa yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri, Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku akan bisa mengubah keluargaku terlebih dahulu. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun akan mampu memperbaiki negeriku, Kemudian siapa tahu, dengan begitu aku bahkan bisa mengubah potret dunia ini.

Tulisan pada batu nisan tersebut sungguh menginspirasi kita. Hal itu menyiratkan makna bahwa, jika kita menginginkan perwujudan sesuatu yang luar biasa, maka sejatinya harus di mulai “bersih-bersih” dari diri terlebih dahulu. Ingin menemukan pasangan yang lebih baik, lakukan pemantasan yang dimulai dari diri terlebih dahulu, bahwa kita layak untuk itu.

Begitu pula jika ingin memiliki keluarga yang harmonis dan berkualitas, mulailah dari pembenahan dari diri dengan senantiasa menjaga sikap dan prilaku bagi pasangan. Bahkan ingin mendapatkan anak yang berkualitas dan berkarakter, pastikan bahwa kita telah menjadi orang tua yang cukup berkualitas dan berkarakter terlebih dahulu. Setuju?

Percayalah… Bahwapada akhirnya, nasip baik yang menanti dipenghujung takdir yang kelak mewujud ditataran external, berasal dari pemantasan-pemantasan internal yang kita pilih, diantara berbagai pilihan yang ada saat mencoba untuk meresponi sesuatu. Karena itu desainlah takdir hidup diri dan anak-anak kita. Bagaimana caranya? Ubalah apa yang ada di luar, dengan cara mengubah apa yang ada di dalam. Setuju? Mari kita renungkan….

Salam Metamorfosa…! Semoga Bermanfaat

Rahman Patiwi

Related Posts:

Penampilanmu Menunjukkan Kelasmu

Resolusi 2015: Ini Aksiku Apa Aksimu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline