Lihat ke Halaman Asli

Rahman Mangusara

Pilot Drone

The Power of 'Kaum Sein Kiri Belok Kanan'

Diperbarui: 4 Juni 2021   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


''Oke..Kuakui memang emak-emak selalu tidak fokus,'' katanya bersemangat dengan tarikan wajah dibuat-buat. 

Sambil duduk di sofa panjang dia melanjutkan dengan bahasa Indonesia logat Sulawesi Selatan yang kental, ''Pikiran kami selalu ada di rumah. Masih ada itu lombok biji? Masih ada itu ikan? Sudah kubayar belum arisan? Jadi, wajar kesalahan weser (banyak orang di Makassar memakai kata ini untuk menyebut lampu sein --penulis) di jalanan."

Pernyataan emak-emak yang mengaku sebagai Ketua Umum Asosiasi Komunitas Ibu Rumah Tangga Racing Club yang diunggah banyak kanal YouTube itu, mudah dipastikan, dimaksudkan sebagai konten lucu-lucuan dan karenanya tidak bisa dipertanggunjawabkan kebenaran dari alasan kenapa banyak ibu-ibu berkendara motor di jalan raya memberi tanda belok yang salah. Sein kiri menyala berkedip-kedip namun dia berbelok ke kanan (tentu saja tidak sedikit ibu-ibu yang benar dalam menyalakan lampu sein).

Begitu seringnya kita menemukan perilaku berkendara yang membahayakan dirinya dan orang lain itu, membuat ibu-ibu  mendapat julukan 'kaum sein kanan belok kiri atau kaum sein kiri belok kanan.'

Meskipun emak-emak ini belum sepenuhnya bisa mengendarai motor dengan baik dan benar, namun militansinya di jalan raya tidak diragukan lagi demi memenuhi kebutuhan mendesak keluarga, seperti dikatakan sang ketua umum tadi bahwa ibu-ibu terpaksa harus mengedarai motor karena anak-anak mereka lebih memilih mengantar pacarnya ketimbang memboceng ibunya ke pasar.

The power of emak-emak dibidang ekonomi di masa pandemi ini juga tidak ada tandingannya. Manakala ekonomi (keluarga) memburuk ditimpa krisis, mereka maju membantu, sebagian malah mengambilalih tanggungjawab.

Survei Facebook Indonesia yang dilaksanakan tahun lalu membuktikan hal itu. Tidak kurang dari 85% pelaku bisnis kecil menengah yang berbisnis di Facebook dimilik atau dijalankan perempuan. Dan hebatnya, bisnis mereka dapat menghasilan pemasukan.

Berbeda dengan perilaku mereka di jalan raya yang gagap teknologi dan aturan, di dalam berbisnis, ibu-ibu ini justru cepat mengadopsi teknologi. Lihatlah betapa cepatnya mereka memanfaatkan platform digital dalam pemasaran produk. Masih menurut survei Facebook, hampir 56% bisnis kecil dan menengah yang ada di Facebook mengaku memilih beralih menggunakan aplikasi digital, seperti Instagram, WhatsApp, FB dan lain-lain.

"Sekitar 25% pelaku UMKM saat ini mengaku penghasilan mereka didapat dari platform digital," ungkap Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari seperti ditulis CNNIndonesia.com.

Bagi mereka yang suka membeli makanan atau keperluan lain di aplikasi digital pasti bisa memahami hasil suvei tadi. Tidak sulit menemukan keberadaan para pelapak perempuan di platform digital. Tapi kalau agak ragu dengan data-data tadi, coba perhatikan data Bank BNI ini.
Menurut  Tambok P. Setyawati, Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) PT Bank Negara Indonesia jumlah debitur perempuan mencapai 50% dari seluruh debitur UMKM Bank BNI tahun 2020.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline