Pastinya kita tahu bahwa negera kita, Indonesia ini sedang terjadi darurat literasi yang sangat krusial. Menurut data dari UNESCO, minat baca penduduk Indonesia sangat memperihatinkan. Sebanyak 1000 orang penduduk hanya 0.001% yaitu 1 orang diantaranya rajin dalam literasi. Padahal literasi ini sangat penting dalam kehidupan kita dalam berbagai aspek. Salah satu aspek tersebut adalah kesehatan.
Pada zaman sekarang, kehidupan dipermudah dengan adanya teknologi. Dengan adanya kemudahan tersebut, kehidupan manusia menjadi serba praktis. Makanan maupun minuman yang dulunya harus dibuat dengan cara meraciknya dengan sedemikian rupa kini dapat kita buat dengan bahan praktis dalam bentuk produk yang sudah tersebar pada toko-toko terdekat kita.
Bahkan ada juga yang sudah menjadi produk siap santap sehingga tidak perlu melewati proses yang panjang untuk mendapatkannya. Namun sayangnya, setiap kali membeli produk-produk tersebut sebagian besar dari kita lalai dalam membelinya.
Kita dengan asal mengambil dan membelinya tanpa tahu apa kandungan dalam produk tersebut. Bahkan apa produk tersebut kita tidak mengetahuinya dan hanya melihat gambar lalu berspekulasi bahwa produk ini yang dicari.
Selain melihat gambar, sebagian dari kita lalu melihat pada harga yang setelah dibandingkan dengan produk yang lain terasa lebih murah sehingga tanpa berpikir panjang akan membeli produk tersebut. Dengan kelakuan tersebut, tanpa disadari kita akan mendapat akibat-akibat yang tidak kita sangka.
Banyak sekali bukti yang dapat kita lihat akibat dari adanya literasi yang kurang pada saat pembelian produk makanan maupun minuman pada sebagian dari kita. Seperti pada kasus yang telah ditangani oleh BPOM yang terjadi dahulu pada tahun 2018 yaitu kasus susu kental manis (SKM) yang kerap dijadikan masyarakat sebagai pengganti susu karena harganya lebih murah.
Padahal SKM adalah pelengkap sajian, bukan untuk pengganti susu terutama susu ASI. Memang, susu SKM tersebut tetaplah memiliki kandungan susu namun tidak memberikan pemenuhan nutrisi yang sesuai untuk anak-anak bahkan balita. Selain itu, susu kental manis memiliki kadungan gula yang tinggi sehingga tidak baik untuk pertumbuhan anak.
Bagi sebagian dari kita yang memiliki alergi maupun berkeinginan untuk diet terhadap sesuatu misalkan mengurangi konsumsi gula ataupun karbohidrat tinggi, melihat komposisi dan kandungan gizi pada produk adalah sesuatu yang penting.
Bagian alergi umumnya tertulis dan bercetak tebal pada kemasan seperti mempertegas pada produk sehingga kita sebagai konsumen mengerti kandungan bahan apa yang sensitif bagi sebagian kita yang memiliki alergi terhadap hal tersebut.
Pada bagian belakang kemasan terdapat tabel informasi gizi pada produk. Hal ini dapat kita manfaatkan untuk mengetahui dan mengukur kadar konsumsi kita misalkan pada gula ataupun pada lemak ataupun karbohidrat. Selain itu, kita juga bisa melihat kadar protein dalam produk melewati tabel informasi gizi tersebut.