Lihat ke Halaman Asli

Rahmaniar Fauziyyah

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pertumbuhan, Perkembangan, dan Perkembangan Psikomotorik

Diperbarui: 21 Desember 2024   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertumbuhan manusia merupakan proses kompleks yang melibatkan perubahan kuantitatif secara fisik. Proses ini ditandai dengan peningkatan jumlah, ukuran, atau volume tubuh. Pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal (genetik, seluler) maupun eksternal (lingkungan, nutrisi). Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan mempengaruhi laju serta kualitas pertumbuhan individu. Perubahan kuantitatif dalam pertumbuhan dapat diukur secara objektif menggunakan alat ukur seperti timbangan dan pengukur tinggi badan.

Pertumbuhan manusia terjadi secara bertahap sejak konsepsi hingga mencapai usia dewasa. Setiap individu memiliki pola pertumbuhan yang unik, namun secara umum mengikuti tahapan-tahapan perkembangan tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat mempengaruhi hasil akhir pertumbuhan individu. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara faktor internal dan eksternal agar pertumbuhan dapat berlangsung optimal.

Perkembangan manusia berbeda dengan pertumbuhan. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, mengukur perubahan fisik seperti tinggi dan berat badan. Sementara itu, perkembangan bersifat kualitatif, mengacu pada perubahan kualitas kemampuan dan fungsi manusia, baik fisik maupun psikologis. Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor internal seperti usia dan bakat, serta faktor eksternal seperti pembelajaran dan lingkungan.

Pembelajaran dan lingkungan sangat penting dalam perkembangan. Melalui pengalaman, individu belajar memecahkan masalah dan mengembangkan keterampilan baru. Pengalaman ini membentuk kepribadian dan cara individu berinteraksi dengan dunia. Perkembangan berlangsung seumur hidup, namun setiap individu memiliki tempo perkembangan yang berbeda-beda. Perkembangan bersifat multidimensi, melibatkan aspek fisik, kognitif, sosioemosi, dan sosial.

Untuk memahami perkembangan seseorang, dapat digunakan beberapa metode. Metode observasi, baik introspeksi maupun ekstrospeksi, memungkinkan kita mengamati perilaku individu. Metode eksperimen dan tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif. Metode klinis menggabungkan observasi dan wawancara untuk memahami pikiran dan perasaan individu. Selain itu, metode pengumpulan data seperti angket, biografi, dan buku harian juga dapat digunakan untuk menggali informasi tentang perkembangan seseorang.

Masa prenatal adalah periode krusial dalam perkembangan manusia, dimulai dari pembuahan hingga kelahiran. Selama periode ini, janin mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dan perkembangan organ-organ tubuh yang penting. Tahapan perkembangan prenatal dibagi menjadi tiga fase utama: germinal, embrionik, dan fetal. Pada setiap tahap, janin mengalami perubahan yang signifikan, mulai dari pembentukan sel-sel awal hingga perkembangan organ-organ yang berfungsi.

Fase anak-anak merupakan lanjutan dari masa prenatal. Pada masa ini, pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak terus berkembang. Tahapan perkembangan anak-anak dibagi menjadi beberapa fase, mulai dari bayi baru lahir hingga anak sekolah. Pada setiap fase, anak mencapai tonggak perkembangan yang berbeda-beda, seperti kemampuan motorik, bahasa, dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor genetik, nutrisi, dan stimulasi lingkungan.

Masa remaja merupakan periode transisi yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Selama masa remaja, terjadi perubahan fisik, kognitif, emosional, dan sosial yang signifikan. Perubahan fisik ditandai dengan pertumbuhan pesat dan perkembangan ciri-ciri seksual sekunder. Perkembangan kognitif ditandai dengan peningkatan kemampuan berpikir abstrak, perencanaan, dan pemecahan masalah. Sementara itu, perkembangan emosional dan sosial ditandai dengan pencarian identitas diri, pembentukan hubungan sosial yang lebih kompleks, serta keinginan untuk mandiri.

Masa remaja dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir. Pada setiap tahap, terjadi perubahan yang khas. Remaja awal ditandai dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan perubahan emosi yang seringkali tidak stabil. Remaja pertengahan mengalami pertumbuhan fisik yang lebih stabil dan mulai mengembangkan identitas diri yang lebih kuat. Sedangkan remaja akhir sudah mencapai kematangan fisik dan kognitif, serta siap untuk menghadapi tantangan kehidupan dewasa.

Lev Vygotsky dan Jean Piaget adalah dua tokoh penting dalam bidang psikologi perkembangan. Vygotsky menekankan peran lingkungan sosial dalam perkembangan kognitif anak, terutama melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya. Konsep kunci dalam teori Vygotsky adalah zona dekat pembelajaran dan asistensi sosial. Sementara itu, Piaget lebih fokus pada perkembangan kognitif internal anak melalui serangkaian tahap. Piaget mengidentifikasi empat tahap perkembangan kognitif, yaitu sensorimotor, pra-operasional, operasional konkret, dan operasional formal.

Meskipun keduanya memiliki fokus yang berbeda, baik Vygotsky maupun Piaget memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman kita tentang perkembangan kognitif anak. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada penekanan pada peran lingkungan sosial (Vygotsky) versus perkembangan internal (Piaget). Namun, kedua teori ini saling melengkapi dan memberikan perspektif yang lebih kaya tentang bagaimana anak-anak belajar dan berpikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline