Lihat ke Halaman Asli

Rahmania LailatulFitri

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Teori-teori dalam Belajar

Diperbarui: 14 September 2023   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada yang tahu apa itu belajar?  

Belajar itu bukan hanya kegiatan yang berlangsung hanya di dalam ruang kelas ataupun di sekolah saja, melainkan juga yang berlangsung dalam kehidupan kita sehari-hari. Belajar juga tidak hanya melibatkan kepada hal-hal yang “benar” saja, tetapi juga  melibatkan yang “tidak benar” juga. Misalnya ada murid yang salah menghitung perhitungan matematika, kita tidak dapat berkata bahwa dia tidak belajar berhitung, hanya saja dia menghitung dengan cara yang salah. 

Teori pembelajaran menurut “Ahmad Johari Sihes”; Teori merupakan antara perkara asas kepada sesuatu bidang ilmu, termasuk lah bidang psikologi pendidikan. Teori-teori pembelajaran dalam psikologi pendidikan memberikan fokus kepada aspek-aspek pembelajaran dan daripadanya datang ide-ide dan prinsip-prinsip tertentu. 

Ada juga unsur asasi belajar, apakah itu? Belajar nantinya akan berdampak perubahan di setiap diri individu yang sedang belajar. Perubahan tersebut dapat terjadi secara sengaja maupun secara tidak disengaja, bisa lebih baik bisa pula lebih buruk. Menurut buku “Psikologi Pendidikan” oleh Drs. M. Dimyati Mahmud, agar berkualitas sebagai belajar, perubahan itu harus dilahirkan oleh pengalaman, oleh interaksi antara orang dengan lingkungannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Dengan demikian jelas bahwa dalam pengertian belajar itu terkandung dua faktor yaitu perubahan dan pengalaman. 

Kemudian belajar akan berdampak pada perubahan dalam setiap aspeknya. Terdapat dua pandangan yaitu pandangan behavioristik dan pandangan kognitif.  Menurut pandangan behavioristik (J.B. Waston, E.L. Thorndike dan B.F. Skinner), belajar adalah perubahan dalam tingkah laku, dalam cara seseorang berbuat pada situasi tertentu; yang dimaksud dengan tingkah laku disini adalah tingkah laku yang dapat diamati (berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian pandangan ini, karena berpikir dan emosi tidak dapat diamati secara langsung).

Kemudian menurut pandangan kognitif (Jean Piaget, Robert Glaser, John Anderson, Jerome Burner dan David Ausubel) belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu; perubahan dalam tingkah laku hanyalah suatu refleksi dari perubahan internal. Berbeda dengan aliran behaviorisme, aliran kognitif mempelajari aspek-aspek yang tidak dapat diamati seperti pengetahuan, arti, perasaan, keinginan, kreatifitas, harapan, dan pikiran. 

Yang terpenting bagi pendidik adalah bahwa kedua pandangan tersebut dapat  memberikan informasi yang berguna, yaitu pendidik yang tidak bisa pasti dihadapkan pada tingkah laku peserta didik yang dapat diamati, seperti hasil kerja peserta didik mengerjakan tugas-tugas atau tingkah laku dan perbuatan peserta didik di dalam kelas. dan pada aspek-aspek yang kurang atau tidak dapat diamati secara langsung seperti berpikir abstrak dan sikap. 

Saat ini, para neobehaviorist memperluas pandangan behavioristik tentang belajar meliputi aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan, keyakinan dan pikiran. Salah seorang diantaranya adalah Albert Bandura (1986) dengan teori kognitif sosial-nya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar adanya perubahan dalam tingkah laku yang diamati; belajar adalah pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan tersebut. Teori ini dapat dibilang sebagai penghubung antara teori behavioristik dan teori kognitif. 

Dari uraian ketiga teori diatas dapat disimpulkan bahwasanya belajar merupakan suatu perubahan dalam diri seorang individu ataupun perubahan dalam potensi untuk tingkah laku-tingkah laku yang baru. Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang (pandangan kognitif), tetapi juga menekankan pentingnya perubahan dalam tingkah laku yang dapet diamati sebagai pertanda bahwa belajar telah berlangsung (pandangan behavioristik). 

Teori Pemrosesan Informasi 

Seperti halnya dengan teori behavioristik (Teori Operant Conditioning), teori kognitif juga beranggapan bahwa reinforcement itu memperkuat respons atau tingkah laku, sedangkan teori kognitif memandang refoircement itu sebagai sumber umpan balik. Teori kognitif tentang belajar itu bermacam-macam, satu diantaranya adalah teori pemrosesan informasi. Menurut teori ini, pemrosesan itu meliputi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline