Juru Parkir Liar yang Meresahkan
Terus, terus, terus~
Suara ini tidak asing ketika anda parkir di Jakarta. Bukan sulap-bukan sihir, juru parkir berceceran di mana-mana. Warung makan, minimarket, cafe, bahkan mampir ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang sekiranya cuma dua atau lima menit menjadi tempat mereka mengadu nasib.
Mereka layaknya ninja, entah datang dari mana, tetapi datang bak pahlawan kesiangan. Sebenarnya, juru parkir bukan pekerjaan hina, tetapi banyak tindakannya yang menyebalkan.
Tidak ada yang salah kok menjadi juru parkir, justru jasa ini yang paling dibutuhkan, apalagi jika tempat yang dituju tidak memiliki lahan parkir yang luas. Selain itu, pengendara akan merasa aman karena ada yang menjaga kendaraannya.
Menjadi juru parkir tidak harus kekar dan pandai bela diri kok, intinya harus act of service haha. Namun, tidak sedikit juru parkir yang menyebalkan bekerja ala kadarnya. Keberadaannya menimbulkan pro dan kontra kerap meresahkan karena membuat bujet pengeluaran membengkak, dikit-dikit bayar parkir. Di samping itu, ada juga yang mengatakan membayar dua ribu tidak akan membuat seseorang miskin.
Banyak alasan mengapa juru parkir itu menyebalkan. Mereka cukup bermodalkan peluit, tetapi gaji dapat melebihi Upah Minimum Regional (UMR) dan kontribusinya sulit diterima. Rasanya, masyarakat perlu melihat juru parkir resmi yang memakai seragam khusus dan ID card untuk menandai bahwa benar adanya parkir.
Selain itu, juru parkir kerap tidak memiliki uang kembalian atau sekadar malas saja. Diberi lima ribu tidak ada kembaliannya, diberi seribu juru parkir malah marah, maunya diberi dua ribu. Bagi sebagian orang, uang yang dikeluarkan tidak sesuai mengingat kontribusi juru parkir dan waktu parkir.
Posisi juru parkir paling menyebalkan nomor satu yaitu parkir di ATM. Bayangkan, seseorang mengambil uang yang sudah dipotong biaya admin ditambah pajak parkir menunggu di luar. Kalau hanya sebentar atau tidak jadi menggunakan ATM, mereka tetap menuntut bayar karena sudah meninggalkan kendaraan.
Menurut saya, juru parkir di ATM itu aneh sekali karena di sana orang akan bingung bagaimana caranya membayar parkir. Orang pergi ke ATM mengambil uang pecahan lima puluh atau seratus ribu, uang dua ribu saja tidak punya, apa harus diberi pecahan besar dan menunggu kembalian?