Lihat ke Halaman Asli

Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Sebagai Upaya Terciptanya Sumber Energi Bersih dan Berkelanjutan

Diperbarui: 28 Desember 2022   05:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, maka kebutuhan akan sumber energi pun ikut meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2019 Total konsumsi energi final sebesar 989,9 juta Setara Barel Minyak (BPPT Outlook, 2021). Yang mana akan terus meningkat setiap tahun nya seiringan dengan pertumbuhan penduduk. Kemudian, membahas sumber daya energi, Indonesia masih sangat bergantung akan bahan bakar fosil, dengan estimasi sekitar 95% energi yang digunakan berasal dari bahan bakar fosil, yang dimana 50% berasal dari minyak bumi (Afriyanti et al., 2018). Padahal, hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan lingkungan yang sangat krusial yang menjadi problematika dunia. Permasalahan lingkungan ditimbulkan oleh penggunaan bahan bahan bakar fosil  adalah Climate Change. Climate Change merupakan perubahan pola iklim global dan regional yang terjadi pada pertengahan hingga akhir abad ke-20, yang mana erat kaitannya dengan peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer akibat penggunaan bahan bakar fosil (Ainurrohmah & Sudarti, 2022).

Perubahan Iklim sendiri memiliki banyak dampak negatif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Contoh dampak nyata yang ditimbulkan oleh perubahan iklim yang dapat mempengaruhi tiga aspek tersebut antara lain, perubahan pola cuaca, kenaikan suhu permukaan bumi, dan kenaikan volume air laut akibat pencairan es di kutub. Oleh karena itu, perlunya inovasi untuk dapat melakukan transisi dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan. Membahas mengenai energi terbarukan, Indonesia memiliki banyak sekali potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan menjadi energi terbarukan. 

Salah satu sumber energi terbarukan yang berpotensi di Indonesia pada upaya transisi energi adalah energi matahari dan. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa energi matahari yang dapat menghasil energi foton yang mencapai 3 x 1024 joule per tahun dan Indonesia sendiri menerima sinar matahari 6-8 jam per hari. Radiasi matahari rata-rata Indonesia (satuan luas dan radiasi matahari per jam) memiliki potensi energi listrik sekitar 4 kWh/m2 dimana kondisi ini dipengaruhi oleh letak geografis Indonesia (Anrokhi et al., 2019). 

Pengoptimalan sumber energi matahari menjadi energi listrik dapat diterapkan dengan teknologi Solar Sea. Solar Sea merupakan teknologi panel surya yang dimana panel surya tersebut di tanamkan di daerah pantai dan lepas pantai, agar dapat menangkap sinar matahari langsung di laut. Pemilihan konsep teknologi ini, mempertimbangkan luas wilayah laut di Indonesia yang mencapai mencapai 6.400.000 km2, serta garis pantai sepanjang 108.000 km (Prasetyo et al., 2019). Kemudian, dengan mempertimbangkan rata- rata efisiensi penerapan panel surya, yaitu sebesar 12 % - 19% (Hasrul et al., 2021). Perkiraan jumlah energi listrik yang dapat dihasilkan pada wilayah laut Indonesia di nilai efisiensi terendah  sebagai berikut:

4 kW/hm2 6.400.000 km2 1.000.000 m2/1 km2 12% = 3,072 1012 kWh

Jika diakumulasikan selama setahun dapat diperkirakan total energi listrik yang bisa didapatkan sebagai berikut:

3,072 1012 kWh 24 h 1 day/24 h 365 day/1 year=2.69 1016 kWh/year

Dengan demikian, Indonesia harus terus melakukan riset  untuk mengembangkan teknologi Solar Sea. Hal ini dikarenakan teknologi ini dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia, serta  sebagai sumber energi baru terbarukan yang menginovasi terwujudnya sumber energi bersih dan berkelanjutan. 

by: Rahman Fajar Irnawan

Lomba Essay 500 kata 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline