Lihat ke Halaman Asli

Rahmanda Ary Adi

Orang biasa

Kaum Muda dalam Pusaran Pragmatis dan Oportunis

Diperbarui: 19 Juni 2023   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CNN Indonesia

Dunia modern hari ini yang serba cepat, membuat kita seakan tertinggal dari yang lain. Membuat kaum muda sering kali mengambil jalan yang cepat dan instan bahkan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. 

Dalam berpolitik dan membangun organisasi atau gerakan, kaummuda juga bisa kita lihat cenderung pragmatis dan oportunis, banyak sekali organisasi perjuangan dijadikan lahan mencari uang dan karir bahkan tak jarang yang memanfaatkan teman seperjuangan sendiri.

Kaum muda mulai kehilangan idealisme dan keberaniannya mempertahankan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kesetaraan. Tak jarang kini anak muda dalam membangun wadah atau organisasi perjuangan masih mengandalkan proposal dan donatur.

Saya teringat apa yang dikatakan oleh bung karno "Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia." Kata ini banyak sekali dipake tidak sesuai konteks dan dipelintirkan.

Bagaimana 10 pemuda yang dimaksud oleh bung karno dalam kata-kata itu? apakah yang dimaksud adalah pemuda yang pragmatis dan oportunis?

Saya pikir bukan itu yang dimaksud, kalau kita telisik ke dalam sejarah, para pendiri bangsa kita merupakan pemuda-pemuda yang penuh idealisme yang tinggi mereka mampu menjaga nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kesetaraan. 

Mereka mampu keluar dari pusaran pragmatis dan oportunis, mereka mampu mengabdikan diri untuk kepentingan orang banyak terutama saat itu mampu melawan penjajahan yang dilakukan oleh kolonialisme.

Dalam tradisi membangun organisasi atau wadah perjuangan, anak muda kini kehilangan nyawa, mereka tak mampu berdikari dan mandiri, bersedia melewati dinamika dan proses yang panjang dengan memanfaatkan uang, waktu dan pikiran mereka sendiri.

Kaum muda sekarang dalam membangun alat perjuangannya masih mengandalkan donatur dan proposal, ini yang membuat mereka tidak pada jalannya, mereka di dikte oleh mereka yang punya uang untuk kepentingan yang lain. Tradisi ini bisa menggerus semangat perjuangan, bahwa organisasi perjuangan yang kuat harus di bangun oleh anak muda itu sendiri dengan hasil keringatnya.

Berapa banyak uang yang kita keluarkan untuk perjuangan kita, itu sama saja dengan kita memperjuangkan nasib kita sendiri. Kita telah lama diwarisi tradisi keuangan organisasi yang tidak sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline