Tambakrejo, Kabupaten Malang --- Dalam rangka mendukung perkembangan kesehatan mental siswa, SMPN 4 Sumbermanjing Wetan Satu Atap yang terletak di kawasan Kampung Bahari Nusantara mengadakan kegiatan psikoedukasi dengan tema "Pengenalan Emosi Melalui Expressive Writing". Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 November 2024, dan diikuti oleh seluruh siswa kelas VII - IX.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya mengenali dan mengekspresikan emosi secara sehat. Dalam era yang penuh dengan tantangan, pengelolaan emosi menjadi salah satu keterampilan penting untuk mendukung kesejahteraan mental dan keberhasilan akademik.
Mengapa Expressive Writing?
Menurut pemateri, expressive writing atau menulis ekspresif merupakan salah satu metode efektif untuk mengelola emosi. Dengan menulis, individu dapat menuangkan pikiran dan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan secara lisan tanpa takut merasa terhakimi. Metode ini tidak hanya membantu siswa untuk mengenali emosinya, tetapi juga mendorong mereka untuk menemukan solusi kreatif terhadap masalah yang dihadapi.
Rangkaian Kegiatan
Psikoedukasi dimulai dengan sesi pengenalan dasar-dasar emosi, termasuk pengenalan lima emosi dasar: bahagia, sedih, marah, takut, dan jijik. Fasilitator menggunakan media visual interaktif untuk menjelaskan bagaimana emosi tersebut muncul dan dampaknya terhadap perilaku.
Setelah sesi teori, para siswa diajak untuk mempraktikkan expressive writing. Mereka diberikan waktu 15 menit untuk menulis tentang pengalaman pribadi yang melibatkan salah satu emosi dasar. Untuk menciptakan suasana nyaman, kegiatan ini dilakukan dalam suasana kelas yang kondusif dengan alunan musik instrumental.
Setelah menulis, siswa yang bersedia dapat berbagi hasil tulisannya di depan kelas. Momen ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri siswa tetapi juga membangun empati di antara teman-temannya.
Salah satu siswa, Rina (13), mengungkapkan bahwa kegiatan ini membantunya merasa lebih lega setelah menuliskan perasaannya. "Aku merasa lebih baik setelah bisa menuangkan apa yang aku rasakan. Biasanya aku sulit cerita ke orang lain," katanya.