Malaysia menghajar Indonesia dengan skor 0-3 dalam laga putaran pertama ajang piala AFF 2010, Indonesia seakan lemas tak berdaya dibuatnya, tak hanya para pemain akan tetapi para suporter dari pihak Indonesia pun baik yang menghadiri secara langsung maupun tidak langsung di Stadion Nasional, Bukit Jail, Malaysia.
Malam pertandingan ini, seakan menjadi pukulan terberat bagi Timnas Indonesia karena, serangan demi serangan baik secara mental maupun keterampilan bermain dari pihak Malaysia seolah-olah tidak terprediksikan sebelumnya. Semangat Indonesia yang berdasar atas refleksi kemenangan Indonesia atas Malaysia 5-1 di penyisihan Grup A Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno tanggal 1 Desember lalu, ternyata dapat dipadamkan dan dibuat seolah tak berdaya.
Terlepas dari faktor penyebab lain yang kiranya disangka tidak memperlihatkan sportivitas dari pihak Malaysia, namun hasil tetaplah sebuah hasil. Dan ini semua harus diterima apa adanya. Kejadian semula tidak dapat dikembalikan dan waktu tidak dapat diputar kembali.
Akan tetapi, Indonesia masih mempunyai kesempatan pada tanggal 29 desember mendatang nanti. Sebuah moment yang menjadi perhitungan bagi spirit Indonesia untuk bangkit dan maju kembali dalam meraih sebuah kemenangan. Sebuah moment yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia, sebuah moment yang bersejarah.
Kekalahan sekarang patut kiranya menjadi bahan intropeksi bagi timnas itu sendiri, untuk segera bangkit dan mewujudkan harapan Indonesia. Kekuatan mental dan keterampilan dalam lapangan perlu disinergiskan, kedua-duanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain dan tida bisa berdiri sendiri, namun mental dan keterampilan merupakan sebuah keterpaduan seni yang satu sama lain saling berinteraksi dan berkesinambungan.
Dengan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia, kita semua berharap sebuah kemenangan yang mutlak, yaitu kemenangan dalam meraih sebuah kesuksesan sekaligus juga kemenangan dalam merelakan sebuah kegagalan. Maka dengan kesadaran seperti itu, Indonesia mampu akan lebih bersikap dewasa dalam menoreh sejarah baru ini. Sejarah peradaban Indonesia yang lebih maju dan beradab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H