Bencana kebakaran yang terjadi setiap tahun menjadi agenda tahunan penanganan. Penyebabnya antara lain maraknya praktek illegal logging, perambahan kawasan hutan baik oleh masyarakat, perusahaan maupun penegakan hukum lingkungan yang lemah.
Isu inipun menjadi pembahasan serius dalam Seminar dan Lokakarya Kebencanaan Kebencanaan yang digelar KAMAPALA Ranti Pager Aji (RPA) Universitas Islam Malang (Unisma) akhir pekan lalu. Hadir dalam seminar itu, Kalakhar BPBD Jawa Timur, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Kepala Divisi Region Jawa Timur, dan Walhi Jawa Timur, Jics, dan Club Indonesia Hijau 03 Surabaya.
Ketua Pelaksana Emon Wahyu mengatakan, pengalaman terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan di berbagai tempat di Indonesia disebabkan kerena ulah manusia.
Menurutnya, sangat penting peran organisasi masyarakat. Khususnya organisasi dan mahasiswa pecinta alam dalam upaya penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.
"Kami ingin memberikan pemahaman yang lengkap tentang kebencanaan dan tahapan operasionalnya serta kebijakan pelibatan organisasi masyarakat dalam mitigasi dan penanggulangan bencana," kata Emon, Senin (14/12/2015).
"Serta memberikan pengetahuan yang mendalam tentang kebakaran hutan danlahan, serta dampak-dampak yang ditimbulkkan terhadap perubahan iklim yang disebabkan oleh kebakaran tersebut," terangnya.
Diskusi ini juga diikuti lebih dari 200 peserta terdiri dari organisasi pecinta alam, kelompok pemerhati lingkungan dan perguruan tinggi di wilayah Jawa Timur.
Selama ini bencana kebakaran yang sering terjadi disebabkan maraknya praktek illegal logging, perambahan kawasan hutan baik oleh masyarakat, perusahaan maupun penegakan hukum lingkungan yang lemah.
Hal ini menunjukkan faktor utama yang menjadi penyebab terjadinya Kebakaran hutan dan lahan selain alamkurangnya pengetahuan masyarakat dan ketidaksiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana.
"Kejadian bencana ini semakin menyadarkan banyak pihak tentang pentingnya sebuah pencegahan. Di sinilah peran organisasi/mahasiswa pecinta alam," tegasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H