Lihat ke Halaman Asli

rahmalia yanu

Mahasiswa

Habis Gelap Terbitlah "Gelap": Kartini dan Tantangan Zaman Modern

Diperbarui: 22 Juni 2024   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.solopos.com/2022/04/rsz_kartini_res.jpgt 

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang sering dipanggil dengan Raden Ajeng Kartini, nama yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Lahir pada 21 April 1897 di Jepara, Ia adalah seorang tokoh nasional yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman modern, peranan R. A. Kartini dalam kehidupan sehari-hari kian memudar. Artikel ini akan membahas faktor-faktor apa saja yang menyebabkan berkurangnya peranan R. A. Kartini di zaman modern ini.

R. A. Kartini lahir pada 21 April 1879 merupakan anak dari seorang bupati Jepara yang berasal dari keluarga priyayi atau bangsawan. Sehingga Ia mendapatkan kesempatan untuk bersekolah selama 12 tahun lamanya. Meskipun hidup di tengah-tengah masyarakat yang terkukung oleh adat istiadat dan keterbatasan bagi perempuan, Ia memiliki semangat yang tinggi untuk terus belajar dan memperjuangkan hak-hak perempuan. Walaupun setelah Ia lulus sekolah harus menjalankan tradisi pingitan, Ia tetap gigih untuk menjadikan perempuan-perempuan di Indonesia yang berpendidikan atau bersekolah. Selama masa pingitan R.A Kartini mengirim surat-surat kepada sahabatnya yang berada di Belanda yang kemudian dikumpulkan dan diterbitkan dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Sartika (2024) menyatakan, melalui surat-suratnya yang kemudian dibukukan, Kartini mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketidakadilan gender dan keterbatasan akses pendidikan bagi perempuan.

Pada masanya Kartini menjadi simbol perjuangan bagi kaum perempuan Indonesia karena memiliki sisi kepribadian yang begitu elok menginspirasi perempuan-perempuan untuk berani mengejar pendidikan dan melawan keterbatasan yang ada. Perjuangannya dalam bidang pendidikan memberikan dampak yang signifikan dalam membuka akses pendidikan bagi perempuan Indonesia yang sebelumnya masih sangat terbatas. 

Masuknya perubahan sosial dan budaya yang seiring dengan perkembangan zaman kepada masyarakat Indonesia terjadi sangat signifikan. Globalisasi membawa pengaruh banyak yang menimbulkan perubahan cara pandang dan gaya hidup masyarakat. Nilai-nilai tradisional yang dipegang teguh oleh Kartini yang sebelumnya masih terlekat erat mulai tergeser dengan pengaruh-pengaruh globalisasi yang masuk ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Hadirnya peran-peran tokoh perempuan lain di era modern yang muncul dengan perjuangan dan pencapaian yang relevan dengan kondisi saat ini, seperti Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, Najwa Shihab, dan tokoh-tokoh perempuan lain masa kini. Sehingga hal itulah yang menyebabkan peran Kartini sebagai inspirator perempuan sedikit terlupakan saat ini.

Kurangnya pengenalan sejarah yang mendalam di sekolah-sekolah. Tidak sedikit sekolah hanya menyinggung secara sekilas mengenai R. A. Kartini tanpa memberikan pemahaman yang mendalam tentang perjuangannya yang telah Ia lakukan demi perempuan-perempuan di Indonesia sejahtera. Sejahtera dalam arti luas memiliki pendidikan yang layak tanpa rasa perbedaan antara kaum laki-laki dan perempuan serta kebebasan tanpa adanya keterbatasan. Generasi muda hanya mengenal Kartini sebagai simbol perjuangan perempuan saja tanpa memahami esensi perjuangannya.

Untuk mengembalikan peranan R. A. Kartini yang semakin lama kian memudar dalam kehidupan modern ini perlu adanya peringatan hari Kartini setiap tanggal 21 April, guna untuk mengenang jasa-jasanya yang telah Ia lakukan pada masa lalu yang sangat berpengaruh besar hingga saat ini. Peringatan hari Kartini dapat dilakukan dengan cara-cara yang kreatif atau menarik, serta memberikan pemahaman yang komperehensif tentang perjuangan Kartini dan relevansinya dengan kondisi saat ini.

R. A. Kartini adalah sosok yang telah memberikan pengaruh besar terhadap perempuan-perempuan di Indonesia. Namun, peranannya memudar seiring berkembangnya zaman modern seperti saat ini, dengan upaya yang tepat peran Kartini dapat kembali dihidupkan dan dijadikan inspirasi bagi generasi muda dan terus memperjuangkan kesetaraan dan pendidikan bagi perempuan. Sehingga tidak terjadinya "Habis Gelap Terbitlah Gelap" melainkan "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Referensi:

Suryani, N. A., & Hudaidah. (2021). Pemikiran R.A. Kartini Untuk Relevansi Pendidikan Khususnya Pada Kaum Wanita di Indonesia. Jurnal Studi Islam, 119-122.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline