Lihat ke Halaman Asli

Cerita tentang Adikku

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Kakak kapan pulang ke rumah lagi?" tanya adikku yang paling kecil.

"Lima tahun lagi mungkin." Aku menjawab asal. Terbayang akan ekspresi mukanya yang lucu, imut dan pastinya dengan kening yang mengkerut.

"Nanti kalau kakak pulang jangan lupa bawa oleh-oleh ya?" Tebakanku salah, aku kira ia akan terisak mendengar sebegitu lama kakak ter-usil-nya pulang ke rumah. Oalah, ternyata ia mengatakannya dengan nada suara yang gembira. Minta oleh-oleh lagi. Eh, oleh-oleh? kira-kira adikku minta oleh-oleh apa ya? Awas aja kalau permintaannya aneh-aneh.

"Oleh-oleh? Hmm, emang adik mau oleh-oleh apa? dan berapa banyak?" Tanyaku penasaran. Adikku terdiam sesaat, kemudian...

"Kotak pensil sama pena kak. 5 buah ya!" Teriaknya dengan semangat.

"Fahmaah, Fahmaaaah, kakakmu jauh merantau belajar kesini, lha, mintanya kok kotak pensil sama pena? 5 buah lagi." Aku ngakak sambil sedikit ngeledekin adikku yang paling asyik jika di-usil-in.

"Kakak kan pulangnya lima tahun lagi, jadi Fahmah ulang tahunnya lima kali. Dan hadiah ulang tahunnya juga harus lima buah." Jawab adikku polos.

"Aiii, pintar kali adikku ini." Aku tertawa terbahak-bahak. Jadi rindu mencubit pipi cuby dan tembemnya itu ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline